Pengertian Pupuk
Pupuk
memiliki banyak sekali pengertian. Akan tetapi, secara umum pengertian pupuk
adalah sebagai berikut:
· Pupuk
adalah bahan atau zat yang memberikan nutrisi baik yang berupa nutrisi organik
maupun anorganik kepada tanah dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan tanaman,
tumbuhan dan juga vegetasi lainnya.
· Pupuk
adalah bahan organik ataupun bahan anorganik yang diperoleh secara alami
ataupun dari sintesis beraneka macam bahan dan ditambahkan ke dalam tanah untuk
memberikan unsur esensial yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.
· Pupuk
adalah substansi / bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk memang sengaja dibuat
mengandung bahan-bahan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Menurut pengertian ini, bahan yang walapun mengandung zat yang dibuutuhkan
tanaman tetapi tidak dibuat dengan sengaja untuk memberikan nutirisi kepada
tanaman tidak bisa dikatagorikan sebagai pupuk. Sebagai contoh, sisa tanaman
yang jatuh ke tanah dan menyediakan N bagi tanah tidak bisa dikatakan sebagai
pupuk.
· Pupuk
adalah substansi yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
· Pupuk
adalah segagla sesuatu yang bisa menjadikan tanah lebih sehat dan subur.
FUNGSI 16 UNSUR HARA ESENSIAL BAGI TANAMAN DAN 8 UNSUR MIKRO LAINNYA.
FUNGSI 16 UNSUR HARA ESENSIAL BAGI TANAMAN DAN 8 UNSUR MIKRO LAINNYA.
fungsi Unsur Hara Bagi Tanaman
Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan mempengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman.
Berikut ini uraian singkat fungsi/khasiat unsur hara bagi tanaman, yakni:
1. Karbon (C)
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
2. Oksigen
Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan untuk bernafas.
3. Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak terbatas.
4. Nitrogen (N)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah:
a. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.
b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.
c. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
e. Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Adapun sumber Nitrogen adalah :
a. Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi.
b. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
c. Mikrobia atau bakteri-bakteri.
d. Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)
5. Fosfor
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4–
Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
6. Kalium (K)
Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+
Fungsi Kalium bagi tanaman adalah :
a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
d. Meningkatkan mutu dari biji/buah.
Sumber-sumber Kalium adalah :
a. Beberapa jenis mineral.
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
c. Air irigasi serta larutan dalam tanah.
d. Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain)
e. Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O
7. Kalsium (Ca)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++
Fungsi kalsium bagi tanaman adalah:
a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
e. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana keasaman tanah
8. Magnesium (Mg)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++
Fungsi magnesium bagi tanaman ialah:
a. Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
b. Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
c. Berperan dalam pembentukan buah
Sumber-sumber Magnesium adalah:
a. Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3
b. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O
c. Kleserit MgSO4.H2O
d. Magnesia MgO
e. Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian:
Mg Cl2 + Ca(OH)2 ——– Mg (OH)2 + Ca Cl2
Mg (OH)2—-panas—— Mg O + H2O
f. Terpentin Mg3SiO2 (OH)4
g. Magnesit MgCO3
h. Karnalit MGCl2KCl. 6H2O
i. Basic slag
j. Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium)
9. Belerang (Sulfur = S)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-
Fungsi belerang bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
b. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine
c. Membantu pertumbuhan anakan produktif
d. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain
e. Membantu pembentukan butir hijau daun
Sumber-sumber belerang adalah:
a. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
b. Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat
10. Besi (Fe)
Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++
Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah:
a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase
Sumber-sumber besi adalah:
a. Batuan mineral Khlorite dan Biotit
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
11. Mangan (Mn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Sumber-sumber Mangan adalah:
a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2
b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
12. Tembaga (Cu)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++
Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam
b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)
13. Seng (Zincum = Zn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++
Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman ialah:
a. Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan
b. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis
c. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
Seng dalam tanah terdapat dalam bentuk:
1. Sulfida Zn S
2. Calamine Zn CO3
14. Molibdenum (Mo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-
Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N
c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2
15. Boron (Bo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-
Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman ialah:
a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk:
a. Datolix Ca (OH)2 BoSiO4
b. Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O
16. Khlor (Cl)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl -
Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tanaman ialah:
a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran
b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
c. Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal
Disamping ke-16 unsur hara tersebut masih ada unsur-unsur lain yang berhubungan erat dengan tanaman yang akan diuraikan secara ringkas, yaitu:
1. Natrium (Na)
Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K).
Natrium dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang berlebihan.
2. Silikum (Si)
Tanaman rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang menyerap Si.
Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam tanaman lebih besar jumlahnya.
3. Nikel (Ni)
Unsur ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
4. Titan (Ti)
Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada nodula dan legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan fiksasi menjadi lebih meningkat
5. Selenium
Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan tetapi menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan tersebut.
6. Vanadium
Berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter yang mengakibatkan meningkatnya fiksasi N dari udara.
7. Argon
Unsur Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah persawahan.
8. Yodium
Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan mempengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman.
Berikut ini uraian singkat fungsi/khasiat unsur hara bagi tanaman, yakni:
1. Karbon (C)
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
2. Oksigen
Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan untuk bernafas.
3. Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak terbatas.
4. Nitrogen (N)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+
Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah:
a. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.
b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis.
c. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
e. Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Adapun sumber Nitrogen adalah :
a. Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi.
b. Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
c. Mikrobia atau bakteri-bakteri.
d. Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)
5. Fosfor
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4–
Secara umum, fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
6. Kalium (K)
Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+
Fungsi Kalium bagi tanaman adalah :
a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
d. Meningkatkan mutu dari biji/buah.
Sumber-sumber Kalium adalah :
a. Beberapa jenis mineral.
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.
c. Air irigasi serta larutan dalam tanah.
d. Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain)
e. Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O
7. Kalsium (Ca)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++
Fungsi kalsium bagi tanaman adalah:
a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
e. Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana keasaman tanah
8. Magnesium (Mg)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++
Fungsi magnesium bagi tanaman ialah:
a. Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
b. Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
c. Berperan dalam pembentukan buah
Sumber-sumber Magnesium adalah:
a. Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3
b. Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O
c. Kleserit MgSO4.H2O
d. Magnesia MgO
e. Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian:
Mg Cl2 + Ca(OH)2 ——– Mg (OH)2 + Ca Cl2
Mg (OH)2—-panas—— Mg O + H2O
f. Terpentin Mg3SiO2 (OH)4
g. Magnesit MgCO3
h. Karnalit MGCl2KCl. 6H2O
i. Basic slag
j. Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium)
9. Belerang (Sulfur = S)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-
Fungsi belerang bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
b. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine
c. Membantu pertumbuhan anakan produktif
d. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain
e. Membantu pembentukan butir hijau daun
Sumber-sumber belerang adalah:
a. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
b. Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat
10. Besi (Fe)
Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++
Fungsi unsur hara besi (Fe) bagi tanaman ialah:
a. Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase
Sumber-sumber besi adalah:
a. Batuan mineral Khlorite dan Biotit
b. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
11. Mangan (Mn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Sumber-sumber Mangan adalah:
a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2
b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
12. Tembaga (Cu)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++
Fungsi unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam
b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)
13. Seng (Zincum = Zn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++
Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman ialah:
a. Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan
b. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis
c. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
Seng dalam tanah terdapat dalam bentuk:
1. Sulfida Zn S
2. Calamine Zn CO3
14. Molibdenum (Mo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-
Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N
c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2
15. Boron (Bo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-
Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman ialah:
a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk:
a. Datolix Ca (OH)2 BoSiO4
b. Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O
16. Khlor (Cl)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl -
Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi tanaman ialah:
a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran
b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
c. Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal
Disamping ke-16 unsur hara tersebut masih ada unsur-unsur lain yang berhubungan erat dengan tanaman yang akan diuraikan secara ringkas, yaitu:
1. Natrium (Na)
Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K).
Natrium dalam proses fisiologi dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang berlebihan.
2. Silikum (Si)
Tanaman rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang menyerap Si.
Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam tanaman lebih besar jumlahnya.
3. Nikel (Ni)
Unsur ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
4. Titan (Ti)
Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada nodula dan legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan fiksasi menjadi lebih meningkat
5. Selenium
Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan tetapi menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan tersebut.
6. Vanadium
Berfungsi mempercepat reproduksi azotobacter yang mengakibatkan meningkatnya fiksasi N dari udara.
7. Argon
Unsur Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah persawahan.
8. Yodium
Unsur yodium walaupun keadaannya sedikit
ternyata diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.
14.Unsur Hara Kalium
Kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga setelah N
dan P. Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium
tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan
tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma.
Kalium pupuk buatan dan mineral-mineral tanah seperti feldspar, mika dan
lain-lain.
Secara umum fungsi Kalium bagi tanaman, antara lain :
• Membentuk dan mengangkut karbohidrat,
• Sebagai katalisator dalam pembentukan protein
• Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral
• Menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam
organik
• Menaikan pertumbuhan jaringan meristem
• Mengatur pergerakan stomata
• Memperkuat tegaknya batang sehingga tanaman tidak
mudah roboh
• Mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak
langsung
• Meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah
• Membuat biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat
• Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan
warna yang lebih baik
• Membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan
penyakit
• Membantu perkembangan akar tanaman.
Kekurangan kalium pada tanaman menyebabkan turgor
tanaman menjadi berkurang sehingga sel tanaman menjadi lemah.
2.Unsur Hara Kalium
III. 1. Unsur Hara Makro : Kalium (K)
2. Nama pupuk : KCL, ZK, Kalium Majemuk dll.
3. Fungsi Kalium :
• Pembentukan protein dan karbohidrat
• Membantu membuka dan menutup stomata
• Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit tanaman dan
serangan hama
• memperluas pertumbuhan akar tanaman
• Efisiensi penggunaan air (ketahanan pada masa
kekeringan)
• Memperbaiki ukuran dan kwalitas buah pada masa
generatif dan menambah rasa manis/enak pada buah
• Memperkuat tubuh tanaman supaya daun, bunga dan buah
tidak mudah rontok.
4. Gejala kekurangan Kalium :
• Daun terlihat lebih tua, mengerut keriting dan timbul
bercak-bercak merah coklat lalu kering dan mati
• Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek dan
tidak tahan simpan (cepat busuk)
• Kematangan buah terhambat, ukuran kecil dan mudah
rontok
• Batang dan cabang lemah mudah rebah
• Biji buah menjadi kempes mengkerut
3. Gejala Kekurangan/Kelebihan Unsur hara Kalium dan
Kalsium (kapur) dalam Tanah pada Tanaman Kedele
Sumber Gambar: http://www.google.co.id/
Kekurangan atau kelebihan unsur hara dalam tanah dapat
mengganggu pertumbuhan kedele. Beberapa unsur hara yang penting berupa kalium
dan kasium dapat mempengaruhi pertumbuhan kedele apabila ketersediaannya dalam
tanah tidak seimbang.
1. Kalium
Kalium dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar.
Kekurangan kalium dalam tanah menyebabkan tanaman :
- mudah layu,
- tampak pada daun tua dimulai dengan klorosis pada
tepi daun.
- dalam keadaan parah, gejala klorosis meluas sampai
mendekati pangkal daun dan tampak pula pada daun muda.
- dalam keadaan lanjut, timbul nekrosis dan daun-daun
gugur.
Gejala khas yang dapat dilihat adalah batas yang tampak
jelas antara klorosis atau nekrosis dengan jaringan sehat yang berwarna hijau.
Perbandingan N/K sangat penting dalam metabolisme tanaman. Dalam keadaan
perbandingan N/K yang tinggi, kadar senyawa nitrogen dengan berat molekul
rendah meningkat seperti asam amino dan amida, dan tanaman menjadi lebih peka
terhadap penyakit dan hama.
2. Kalsium (kapur)
Kekurangan kalsium:
- akarnya pendek-pendek dan seringkali ujungnya busuk,
- batang kurang kuat,
- daun-daun salah bentuk, kadang-kadang keriting atau
nekrotis.
Kelebihan kalsium.
Kelebihan kalsium, seperti pada tanah berkapur, dapat
merangsang timbulnya kekurangan kalium dan unsur mikro, seperti besi, boron,
seng, tembaga dan mangan. Pemberian kapur yang berlebihan pada tanah masam
dapat menimbulkan masalah seperti tersebut di atas.
Kelainan hara dapat timbul karena kelebihan kalsium,
seperti terjadi pada tanah berkadar kalsium karbonat tinggi, pengapuran yang
berlebihan pada tanah masam atau terjadinya akumulasi garam kalsium, baik
melalui aliran kapiler, maupun karena tidak adanya pencucian yang intensif.
4. CEKAMAN UNSUR HARA KALIUM TERHADAP FISIOLOGI TANAMAN
PENDAHULUAN
Unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan
tanaman, unsur hara banyak tersedia dialam, sehingga tumbuhan bisa
memanfaatkannya untuk kebutuhan metabolismenya. Tetapi ketersediaan unsur hara
di beberapa tempat tidak sama, ada yang berkecukupan sehingga pertumbuhan
tanaman menjadi baik namun ada juga yang kekurangan, sehingga pertumbuhannya
menjadi terhambat. Khusus untuk tanaman budidaya kebutuhan unsur haranya sangat
tinggi, hal ini dikarenakan pada lahan atau tempat yang sama ditanami tanaman
tertentu yang membutuhkan jumlah unsur yang sama setiap waktunya. Sedangkan
persediaan dialam terus berkurang akibat diserap oleh tanaman budidaya yang
ditanam dilahan tersebut musimnya (intensif), sehingga untuk dapat memenuhi
kebutuhan tanaman akan unsur hara harus dilakukan penambahan unsur hara dalam
bentuk pupuk dalam jumlah yang cukup.
Berdasarkan ke esensialannya unsur hara yang dibutuhkan
tanaman terbagi menjadi dua yakni unsur hara esensial dan unsur hara non-
esensial atau beneficial. Unsur hara esensial terdiri atas unsur hara makro dan
mikro, unsur hara esensial merupakan unsur hara yang mutlak dibutuhkan tanaman
dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh unsur lain, tidak terpenuhinya salah
satu unsur hara akan mengakibatkan tanaman tersebut tidak dapat menyelsaikan
siklus hidupnya. Sedangkan unsur beneficial adalah unsur tambahan yang tidak
dibutuhkan oleh semua tanaman, namun perannanya cukup penting pada tanaman
tertentu.
Tanaman membutuhkan makanan untuk hidup, makanan untuk
tanaman disebut unsur hara. Dalam hidupnya tanaman paling sedikit membutuhkan
16 macam unsur, 3 unsur (oksigen, hidrogen dan karbondioksida) diperoleh dari
udara (gratis, tanpa perlu mengusahakanya), sementara 13 lainya diserap tanamam
melalui tanah. Ke-13 unsur ini dibagi menjadi 2, yaitu: unsur hara makro
(dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak), dan unsur hara mikro (dibutuhkan
tanaman dalam jumlah sedikit).
Unsur hara K (kalium) merupakan salah satu unsur
esensial yang sangat di butuhkan oleh tanaman sebagai makanan hidup tanaman,
selain itu merupakan salah satu faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Siti Sutarmi (1985), menyatakan bahwa unsur
hara esensial adalah unsur-unsur yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan dan keberadannya tidak bisa digantikan dengan unsur yang lain.
Menurut Buckman dan Brady (1992) berbagai bentuk Kalium
(K) dalam tanah digolongkan atas dasar ketersediaannya menjadi tiga golongan
besar, yaitu bentuk yang relatif tidak tersedia. Senyawa yang mengandung
sebagian besar bentuk K ini adalah feldspat dan mika. Mul Mulyani (1999),
menyatakan bahwa sumber-sumber K adalah beberapa jenis mineral, sisa-sisa
tanaman jasad renik, air irigasi serta larutan dalam tanah, dan pupuk buatan.
Unsur hara kalium di dalam tanah selain mudah tercuci,
tingkat ketersediaanya sangat dipengaruhi oleh pH dan kejenuhan basa. Pada pH
rendah dan kejenuhan basa rendah kalium mudah hilang tercuci, pada pH netral
dan kejenuhan basa tinggi kalium diikat oleh Ca. Kapasitas tukar kation yang
makin besar meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan K, dengan demikian
larutan tanah lambat melepaskan K dan menurunkan potensi pencucian (Ismunadji,
1989)
Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dapat
dijumpai di dalam tanah dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam
keadaan tersedia bagi tanaman biasanya kecil. K yang ditambahkan kedalam tanah
dalam bentuk garam-garam mudah larut seperti KCl, K2SO4, KNO3, dan K-Mg-SO4
(Indranada,1994). Mekanisme penyerapan K mencakup aliran massa, konveksi,
difusi, dan serapan langsung dari permukaan zarah tanah (Poerwidodo, 1992).
Persediaan kalium di dalam tanah dapat berkurang karena
tiga hal, yaitu pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan
erosi tanah (Novizan,2002).
Fungsi utama K antara lain, membantu perkembangan akar,
membantu proses pembentukan protein, menambah daya tahan tanaman terhadap
penyakit dan merangsang pengisian biji (Suprapto, 1998).
PEMBAHASAN
Elemen atau unsur makro adalah unsur yang sangat
diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang besar untuk melaksanakan/mempunyai
fungsi yang sangat penting dalam tubuh tanaman, namun unsur hara makro juga
dapat menimbulkan cekaman bagi fisiologi tanaman.
Cekaman akan terjadi apabila unsur hara tersebut
melebihi batas kapasitas yang diperlukan atau kurang dari batas yang di
butuhkan. Berikut cekaman yang di akibatkan oleh unsur hara makro, salah
satunya adalah unsur hara K.
Kalium
Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi
tanaman seperti fotosintetis , akumulasi , translokasi , transportasi
karbohidrat , membuka menutupnya stomata , atau mengatur distribusi air dalam
jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan
akhirnya gugur.
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan
magnesium. Ada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara
kalium dan magnesium. Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu
unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium
diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika unsur
kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab , sifat
antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme
antara kalium dan kalsium. Kendati demkian , pada beberapa kasus , kelebihan
kalium gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium.
Kalium (K) Kalium mempunyai pengaruh dalam proses
fisiologi antara lain
a. Pembelahan sel
b. Formasi fotosintesis dari karbohidrat
c. Reduksi nitrat dan mengubah hasil sistesis menjadi
protein
d. Aktifitas enzim
Berikut merupakan gejala-gejala cekaman yang di
akibatkan oleh unsur hara K (kalium)
• Unsur Kalium memiliki peranan pada aktifitas stomata,
enzim dan sintesa minyak. Berkontribusi besar pada peningkatan daya tahan
tanaman terhadap penyakit, dan jumlah tandan serta besar kecilnya ukuran
tandan.
• Kelebihan dan kekurangan unsur Kalium masing-masing
memberi effek negatif terhadap tanaman.
• Kekurangan unsur Kalium menyebabkan bercak
kuning/transparan, white stripe, daun tua menjadi kering dan mati. Kekurangan
unsur ini dapat menyebabkan atau berasosiasi munculnya penyakit seperti
ganoderma.
• Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang
kering atau ada bercak hangus. Bunga mudah rontok. Tepi daun ‘hangus’ , daun
menggulung ke bawah , dan rentan terhadap serangan penyakit.
• Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg
terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi
• Kelebihan unsur Kalium bereffek negatif karena dapat
menyebabkan rasio minyak terhadap tandan menjadi turun.
• Penyebab kekurangan unsur Kalium antara lain unsur
Kalium yang terdapat di dalam tanah rendah, kemasaman tanah tinggi dengan
kemampuan tukar kation rendah, aplikasi pemupukan unsur Kalium kurang atau tidak
seimbang.
• batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna
hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan
kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
• Beberapa daun (lihat Gambar Web 5.1.M). Menunjukkan
nekrosis marjinal (ujung membakar), yang lain pada status menunjukkan nekrosis
defisiensi lebih maju dalam ruang interveinal antara vena utama bersama dengan
klorosis interveinal. Kelompok ini sangat karakteristik gejala gejala
defisiensi K.
Web Gambar gejala defisiensi 5.1.M Potasium dalam
tomat. (Epstein dan Bloom 2004) (Klik gambar untuk memperbesar.)
Onset kekurangan kalium umumnya ditandai oleh klorosis
marjinal maju menjadi hangus cokelat kering kasar pada daun baru matang. Hal
ini diikuti oleh terik interveinal meningkatkan dan / atau nekrosis maju dari
tepi daun dengan pelepah dengan meningkatnya stres. Sebagai defisiensi
berlangsung, sebagian besar wilayah interveinal menjadi nekrotik, pembuluh
darah tetap hijau dan daun cenderung menggulung dan belok. Pada beberapa
tanaman seperti kacang-kacangan dan kentang, gejala awal kekurangan putih
speckling atau freckling dari pisau daun. Berbeda dengan defisiensi nitrogen,
klorosis yang ireversibel pada kekurangan potasium, bahkan jika kalium
diberikan kepada tanaman. Karena kalium sangat mobile dalam pabrik, gejala
hanya mengembangkan pada daun muda dalam kasus kekurangan ekstrim. Kekurangan
kalium dapat sangat dikurangi dengan adanya natrium tetapi natrium kaya tanaman
yang dihasilkan jauh lebih lezat dari pembangkit kalium yang tinggi. Pada
beberapa tanaman lebih dari 90% dari kalium yang dibutuhkan dapat diganti
dengan natrium tanpa penurunan pertumbuhan.
KESIMPULAN
Unsur hara Kalium merupakan salah satu unsur hara
esensial yang sangat di perlukan oleh tanaman, namun kebutuhan kalium pada
setiap tanaman berbeda. Selain itu kebutuhan akan setiap jenis unsur hara
memiliki takaran, sehingga apabila takaran yang di berikan kepada tanaman tidak
sesuai maka akan berakibat negatif.
Kelebihan maupun kekurangan takaran unsur hara kalium
yang di berikan memiliki ciri-ciri tersendiri dan berbeda pada bagian tubuh
tanaman.
5. Peranan Unsur Kalium (K) Pada Tanaman
Kalium merupakan unsur hara esensial yang digunakan
hampir pada semua proses untuk menunjang hidup tanaman. Petani sering menyebut
bahwa kalium adalah unsur hara mutu, karena berpengaruh pada
ukuran,rasa,bentuk,warna dan daya simpan.Kalium (K) merupakan unsur hara utama
ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk
ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam
jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam
sitoplasma.
Tanaman menyerap kalium dalam bentuk ion K+. Kalium di
dalam tanah ada dalam berbagai bentuk, yang potensi penyerapannya untuk setiap
tanaman berbeda-beda. Ion-ion K+ di dalam air tanah dan ion-ion K+ yang di
adsorpsi, dapat langsung diserap. Di samping itu tanah mengandung juga
persediaan mineral tertentu dalm bentuk berbagai macam silikat, dimana kalium
membebaskan diri sebagai akibat dari pengaruh iklim. Persediaan mineral dalam
bentuk kalium ini terutama penting bagi tanah liat dari laut yang masih muda.
Bertambah banyak persediaan ini di dalam tanah, maka akan lebih banyak pula
kalium di bebaskan sebagai akibat dari pengaruh iklim yang diserap oleh
tanaman.
Secara umum fungsi Kalium bagi tanaman, antara lain :
• Membentuk dan mengangkut karbohidrat,
• Sebagai katalisator dalam pembentukan protein
• Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral
• Menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam
organik
• Menaikan pertumbuhan jaringan meristem
• Mengatur pergerakan stomataMemperkuat tegaknya batang
sehingga tanaman tidak mudah roboh
• Mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak
langsung
• Meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah
• Membuat biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat
• Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan
warna yang lebih baik
• Membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan
penyakit
• Membantu perkembangan akar tanaman.
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit
diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih
muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting
(untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama
pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun
tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun
pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula
bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian
mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman
tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek,
hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Tanaman rentan terhadap penyakit
f. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang
dan kadar hidrat arangnya demikian rendah
Di alam bebas kalium paling banyak ditemukan dalam
kalium klorida (KCl). Berbagai tempat di dunia terdapat banyak tumpukkan dari
garam yang letaknya berbeda-beda, lapisan kalium itu adalah bagian
endapan-endapan garam yang telah berlangsung selama miliunan tahun yang lalu.
Berhubungan garam kalium biasanya terletak di tempat yang sangat dalam sekali.
Pertambangan ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, dengan mengelilinginya lebih
dulu dalam bentuk yang agak kasar dinamakan garam kasar kalium. Garam ini
mengandung sejumlah presentase kotoran yang sangat tinggi (60-80%), karena
ongkos angkutnya mahal, maka dewasa ini sebagian besar dari kotoran itu
dibersihkan dari produk yang sudah dibersihkan, hamper semuanya terdiri dari
KCl, dengan kadar rata-rata 60% K2O. Beberapa macam tanaman tidak tahan terhadap
ion Cl- maka sebagian dari KCl secara kimiawi ditransformasikan ke dalam kalium
sulfat (K2SO4). Hasilnya adalah pupuk patentkali dan kalium sulfat.
BENTUK UNSUR HARA TERSEDIA BAGI TANAMAN
Posted on January 23, 2013
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman tersedia bagi tanaman
dalam bentuk Ion (anion dan kation, seperti Nitrogen dalam bentuk NO3-
dan NH4+; Kalium dalam bentuk K+, Calsium
dalam bentuk Ca2+; Phosphat dalam bentuk H2PO4-
dan HPO42-, dan lain-lain.
C. Cara Aplikasi
1. Cara Aplikasi Pupuk Kimia
a. Larikan
Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman
sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup
kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada
jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan
jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat
langsung ditempatkan di atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan
tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena
menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua
harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya
cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan
cepat dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara larikan.
b. Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah
penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur
dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata
sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar
pupuk urea karena sangat mudah menguap.
c. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat
penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam
yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan
pupuk jenis SP36, pupuk organik, atau pupuk slow release.
d. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping
tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian
setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari
penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris
tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara
ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.
e. Fertigasi
Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman
melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang
pengairannya menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada
pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery
tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan
pupuk oleh akar dapat lebih tinggi.
Pada pertanian intensif pemupukan sering dilakukan
berkali-kali sehingga beberapa cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam
satu musim tanam.
2. Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi,
atau tanah sangat padat yang mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi
pupuk organik dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam.
Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua
perlakuan tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian
pupuk kimia menjadi lebih efisien.
Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar
seringkali menyulitkan proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan
pupuk organik yang dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik
dalam bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan
menjadi lebih kecil. Pupuk organik seperti ini diantaranya dipasarkan dengan
merk dagang Ostindo, OCF, dan Green Pride.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi
pupuk organik adalah sebagai berikut.
- penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan
pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik
dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.
- Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi
sering lebih baik dari pada dosis banyak yang diberikan sekaligus.
- Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis
sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu
sebelum bibit ditanam.
- Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara
kompos dan tanah yang ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk
kandang dan tanah yang ideal adalah 1:3.
- Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum
terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara
pemberian pupuk organik dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu
dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman
ketika proses penguraian pupuk organik berlangsung.
Aplikasi pemberian pupuk
Salah satu hal yang penting dalam proses pemupukan
adalah cara pemberian pupuk yang benar. Dengan cara yang benar, pemberian pupuk
memberikan hasil nyata karena pupuk dapat terserap baik oleh tanaman, dengan
demikian pemanfaatan unsur hara yang terkandung dalam pupuk dapat dimaksimalkan
oleh tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri.
Kesalahan dalam cara pemberian pupuk akan mengurangi efisiensi dan efektifitas
pupuk, sehingga akan timbul kerugian dari sisi waktu dan biaya, serta manfaat
pupuk yang kurang maksimal bagi tanaman.
Proses pemupukan akan sangat menentukan keberhasilan
produksi tanaman, selain jenis pupuk yang tepat, cara aplikasi pupuk yang
efektif dan efisien akan meningkatkan keberhasilan pemupukan.
1.
Pemupukan
melalui akar tanaman yaitu pemberian pupuk yang bertujuan untuk menambah
kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman melalui akar dan dengan penambahan
hara ini tanaman akan tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan
a.
Pemupukan
dengan cara sebar (broadcasting) :
cara ini adalah cara yang paling sederhana karena pupuk diberikan ke media
tanam dengan cara disebar di atas permukaan media saat pengolahan tanah
(biasanya dilakukan pada tanaman semusim seperti padi dan kacang-kacangan yang
ditanam di sawah), sehingga pupuk tercampur merata dengan tanah. Pemupukan
dengan cara sebar ini berpotensi tinggi merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman
pengganggu (gulma) serta tingkat fiksasi atau pengikatan unsur hara tertentu
oleh tanah. Cara sebar dilakukan jika :
i. Populasi tanaman cukup
tinggi akibat aplikasi jarak tanam yang rapat
ii. Sistem perakaran tanaman
yang menyebar di dekat permukaan tanah
iii. Volume pupuk yang
digunakan berjumlah banyak
iv. Tingkat kelarutan pupuk
yang tinggi agar dapat terserap dalam jumlah banyak oleh tanaman
v. Tingkat kesuburan tanah
yang relatif baik
b.
Pemupukan
pada tempat tertentu (placement),
berbentuk seperti barisan lurus di antara larikan atau barisan tanaman,
membentuk garis lurus, atau membentuk lingkaran di bawah tajuk tanaman. Alur
pemupukan dibuat dengan membuat semacam kanal dangkal sebagai tempat pupuk
dengan mencangkul tanah selebar kurang lebih 10cm dengan kedalaman kurang lebih
10 cm dari permukaan tanah. Setelah pupuk diletakkan di dalam alur, kemudian
ditutup kembali dengan tanah. Ada juga beberapa aplikasi lain yang memodifikasi
cara ini ini, misalnya dengan cara membuat sejumlah lubang sedalam dan dengan
jumlah lubang tertentu menggunakan tugal atau linggis melingkar di bawah tajuk
kemudian pupuk diisikan ke dalam lubang lalu lubang ditutup tanah kembali.
Pemupukan dengan cara ini dilakukan dengan alasan :
i. Kesuburan tanah relatif
lebih rendah (tanah tegalan atau kebun)
ii. Populasi tanaman lebih
rendah karena jarak tanam lebih lebar
iii. Volume pupuk yang
digunakan berjumlah lebih sedikit
iv. Volume akar tanaman
sedikit dan tidak menyebar
2.
Pemupukan
melalui daun (spraying, foliar
application) : massa pupuk dalam jumlah tertentu dilarutkan ke dalam air
dan campuran pupuk dengan air ini menghasilkan larutan pupuk dengan konsentrasi
sangat rendah (kurang dari 0,05%. Larutan pupuk ini kemudian ini disemprotkan
langsung ke daun-daun tanaman, menggunakan alat semprot volume rendah (hand sprayer), volume sedang (sprayer gendong), maupun volume besar
menggunakan mesin kompresor, bahkan menggunakan pesawat terbang kecil untuk
hamparan pertanaman yang luas. Berbeda dengan pemupukan melalui akar, pemupukan
melalui daun harus memperhatikan beberapa hal :
a.
Konsentrasi
pupuk harus dibuat mengikuti petunjuk pemakaian pada label kemasan pupuk,
dengan konsentrasi kepekatan pupuk berada pada kisaran angka 0,01% (1 gram
pupuk padat dilarutkan ke dalam 1000 cc air) hingga konsentrasi maksimum 0,05%
(5 gram pupuk padat dilarutkan ke dalam 1000 cc air). Larutan pupuk yang
terlalu pekat akan menyebabkan plasmolisis,
yaitu peristiwa di mana cairan dalam sel-sel daun dengan konsentrasi lebih
rendah akan tersedot keluar sel untuk menyatu dengan larutan pupuk sehingga
sel-sel yang kehilangan cairan menjadi mati dengan gejala seperti terbakar.
Karenanya penggunaan konsentrasi larutan pupuk yang rendah sangat dianjurkan
dan hal ini dapat dikompensasikan dengan cara meningkatkan frekuensi pemupukan
agar efisiensi dan efektifitas pemupukan melalui daun menjadi lebih tinggi
(misalnya : konsentrasi pupuk 0,05% dilakukan setiap 14 hari sekali diubah
menjadi konsentrasi larutan pupuk 0,03% dilakukan setiap 7 atau 10 hari sekali
selama periode pemupukan dilakukan).
b.
Faktor
penguapan larutan pupuk akibat tingginya suhu lingkungan harus menjadi
pertimbangan saat aplikasi, oleh karena itu idealnya pemupukan dilakukan saat
matahari tidak sedang bersinar dengan terik. Sebelum jam 8 pagi atau sesudah jam
4 sore adalah waktu yang ideal untuk menyemprotkan larutan pupuk agar pupuk
dapat terserap daun dengan baik dan mengurangi resiko larutan pupuk yang
menguap akibat suhu lingkungan yang tinggi.
c.
Umumnya,
mulut daun (stomata) menghadap ke
bawah, karenanya pupuk diberikan dengan cara menyemprotkan larutan pupuk pada
daun bagian bawah terlebih dahulu kemudian diikuti pembasahan larutan pupuk
seluruh permukaan daun.
d.
Jangan
mengaplikasikan pupuk daun jika pada pucuk tanaman tumbuh tunas-tunas baru yang
masih rentan terhadap pengaruh pupuk daun, apalagi jika konsentrasi pupuk daun
cukup pekat, dapat dipastikan tunas-tunas muda akan mengering dan hangus
seperti terbakar. Tunggu hingga daun terbuka dan berkembang sempurna agar pupuk
daun daun dapat diaplikasikan. Saat tunas-tunas muda bermunculan, hanya pada
daun-daun yang telah terbentuk sempurna di bagian bawah saja yang dapat
disemprot dengan larutan pupuk daun.
e.
Aplikasi
penyemprotan pupuk daun pada musim penghujan dapat dilakukan setidaknya 2 jam
sebelum perkiraan hujan akan turun agar larutan pupuk pada daun tidak habis
tercuci dan sebagian besar larutan pupuk telah terserap dengan baik.
f.
Hindari
aplikasi penyemprotan pupuk daun secara langsung pada bunga yang sedang mekar
pada tanaman karena dapat dipastikan bunga dan bakal buah akan rontok beberapa
waktu kemudian. Aplikasi pupuk daun dapat dilakukan pasca persarian selesai dan
telah terbentuk bakal buah, dengan menggunakan pupuk daun berkadar fosfat dan
kalium tinggi.
g.
Pada
tanaman muda yang baru dipindah tanamkankan (transplanting), baik pindah tanam ke pot yang lebih besar (repotting) maupun tanaman muda yang
ditanam di lahan. Setidaknya sebulan setelah pindah tanam, pupuk daun baru
dapat diaplikasikan ke tanaman muda tersebut.
3.
Pemupukan
melalui air siraman : pada pertanaman yang terbatas (jumlah tanaman dan luasan
pertanaman), pemupukan melalui akar dapat dimodifikasi dengan mengubah bentuk
pupuk padatan menjadi cairan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air, dengan
batas kepekatan atau konsentrasi tertentu yang aman dan tidak menyebabkan plasmolisis bagi akar tanaman. Pupuk
yang telah berubah bentuknya tersebut kemudian diberikan ke tanaman sekaligus
sebagai air siraman. Metode ini banyak direkomendasikan oleh pabrikan pupuk
karena pupuk-pupuk generasi baru umumnya bersifat water soluble (sangat mudah larut dalam air) dengan ampas sisa
pupuk yang tidak terlarut berjumlah sangat sedikit. Pemuoukan dengan cara ini
mempunyai beberapa kelebihan :
a.
Pemberian
nutrisi secara lengkap dapat dilakukan dengan baik dengan melihat kebutuhan
tanaman, berdasarkan jenis-jenis tanaman dan fase pertumbuhannya
b.
Dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan tanah yang mengalami kekurangan
hara-hara tertentu
c.
Efisiensi
pemupukan dapat ditingkatkan karena meningkatnya daya serap akar tanaman
terhadap pupuk dalam bentuk larutan
d.
Efektifitas
pemupukan dapat terlihat nyata dengan meningkatnya kualitas pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
e.
Kualitas
buah yang dihasilkan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dengan memberikan
pupuk tertentu
f.
Media
pertumbuhan tanaman tetap bersih dan relatif bebas dari penyakit akibat
aplikasi pemupukan yang terjadwal
Pupuk merupakan komponen penting di dalam budidaya kelapa sawit, karena dua hal yaitu :
- Biaya pupuk merupakan komponen terbesar dari biaya operasional, 60 – 70% dari biaya tanaman menghasilkan dan sekitar 40% dari biaya tanaman belum menghasilkan
- 70 sampai dengan 80% dari unsur pupuk yang ada pada biomassa berada pada bagian yang di panen yaitu buah dan cabang, sehingga perlu dilakukan substitusi untuk menggantikan unsur hara yang terikut pada proses panen.
Dengan mempertimbangkan kedua hal diatas maka diperlukan pengelolaan pupuk yang baik agar pupuk yang diaplikasikan benar benar efektif dan efisien oleh tanaman. Lima kunci utama strategi pemupukan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pemupukan yang tinggi adalah prinsip “5 T “ yaitu: Tepat jenis, Tepat dosis, Tepat letak/ tempat, Tepat cara dan Tepat waktu.
- Tepat jenis : pupuk yang diaplikasikan harus sesuai dengan kebutuhan pada stadia pertumbuhannya, sesuai dengan jenis tanah , topografi, curah hujan, ketersediaan tenaga kerja dan sebagainya.pemilihan jenis pupuk tunggal atau pupuk majemuk serta berbagai komposisi pupuk majemuk merupakan pilihan yang harus diambil dalam kunci tepat jenis.
- Tepat dosis : merupakan keputusan terbaik yang harus diambil terhadap beberapa dosis pupuk yang tepat untuk diperoleh produksi yang tinggi, sehingga jumlah yang diaplikasikan benar benar berada pada batas keperluan tanaman.umur tanaman, status unsur hara di dalam daun/rachis, keseimbangan diantara unsur hara (N/P balance , Cation balance ), produksi dan gejala visual dilapangan merupakan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan dosis yang tepat.
- Tepat letak/tempat : adalah penentuan dimana tempat yang paling sesuai pupuk diaplikasikan sehingga mampu diserap tanaman dalam jumlah yang tinggi.sistem perakaran, ketersediaan bahan organik tanah, kondisi lahan merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan.
- Tepat cara : adalah pemilihan cara terbaik agar pupuk tersedia bagi tanaman pada saat diperlukan secara bersamaan. Luas areal dan waktu pemupukan, jumlah pupuk yang harus diaplikasikan. kondisi lahan serta ketersediaan tenaga kerja atau alat yang akan digunakan merupakan faktor yang menjadi pertimbangan berbagai cara aplikasi pupuk.
- Tepat waktu : kondisi iklim terutama curah hujan merupakan factor yang paling diperhatikan dalam memilih waktu yang tepat untuk aplikasi pupuk, disesuaikan dengan jenis pupuk yang akan diaplikasikan. Serapan pupuk oleh akar tanaman akan lebih efektif dan efisien pada saat tanah dalam kondisi lembab. Tanah yang terlalu basah akan menyebabkan kehilangan pupuk akibat pencucian atau kehilangan bersama aliran permukaan atau perkolasi.
Ciri-ciri sifat Tanah
Komposisi
tanah beraneka ragam, mengakibatkan tanah memiliki sifat fisika, sifat kimia, dan
sifat biologi yang beragam. Mari kita pelajari dahulu bagaimana sifat-sifat tersebut, agar kamu mampu mengidentifikasikan ciri-ciri tanah.
a. Sifat
Fisika Tanah
1) Tekstur
Tanah
Apabila kamu
berada di tepi pantai dan mengamati tanah di daerah
pantai, apa yang kamu rasakan dengan tanah di daerah tersebut? Apakah terasa kasar? Ya, karena tanah di pantai merupakan tanah pasir. Mengapa disebut tanah pasir? Karena pada tanah tersebut terdapat kandungan partikel tanah berukuran 0,05–2 milimeter. Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa tanah dikatakan tanah lempung? Nah, penamaan tanah pasir ataupun tanah lempung itu berdasarkan sifat tekstur tanah.
Tanah
dikatakan bertekstur lempung apabila kandungan lempung lebih banyak. Apabila kandungan partikel lempung, pasir, dan debu seimbang, tanah tersebut disebut tanah geluh. Jadi, apakah yang dimaksud dengan tekstur tanah? Untuk menentukan jenis tekstur tanah dapat dilakukan dengan uji langsung maupun uji laboratorium. Uji langsung
dilakukan dengan meremas (memilin-milin) sampel tanah
dalam keadaan basah, sedang uji laboratorium dimaksudkan untuk memperoleh nilai persentase tekstur.
2) Struktur
Tanah
Struktur
tanah merupakan cara pengikatan butir-butir tanah yang satu terhadap yang lain. Jika kamu pernah melihat tanah yang
digali dengan kedalaman lebih dari satu meter atau jika kamu perhatikan pada
dinding lereng yang tidak tertutup vegetasi, akan tampak perbedaan
gumpalan-gumpalan tanah. Seperti pada gambar 6.83, lihatlah lapisan pada
kedalaman kurang dari
30 cm mempunyai struktur granular yang berarti
tanah mempunyai kumpulan butiran tanah yang bersifat tunggal.
Pada lahan
rawa atau gurun, struktur tanah kurang atau tidak terbentuk, karena butiran tanah bersifat tunggal atau tidak terikat satu sama lain. Berbagai
jenis struktur tanah antara lain berupa gumpalan atau remah. Struktur tanah pada berbagai lapisan tanah bisa berbeda. Kegiatan-kegiatan petani berupa pembajakan, pemupukan, dan pengolahan tanah dapat mengubah struktur
tanah asli.
3)
Konsistensi Tanah
Konsistensi
tanah merupakan sifat fisik tanah yang menyatakan besar kecilnya gaya kohesi
dan adhesi dalam berbagai kelembapan. Konsistensi tanah dapat kamu ketahui dengan mencoba memecah tanah tersebut, apabila sulit dipecah berarti bahwa tanah mempunyai konsistensi yang kuat. Apa yang kamu lakukan untuk memudahkan pemecahan tanah tersebut? Cobalah untuk menyiramkan air ke tanah tersebut, apakah konsistensi tanah berubah? Nah, tentunya kini kamu bisa mengidentifikasikan sifat konsistensi tanah.
4) Lengas
Tanah
Pada musim
kemarau, musim memanen palawija antara lain
bawang, kacang, ketela, dan sebagainya. Ladang yang
kelihatannya kering itu ternyata ada gumpal tanah
yang melekat pada buah kacang atau bawang dan
tanah masih lembap. Kelembapan inilah yang
disebut lengas tanah.
5) Udara
Tanah
Petani yang
menanam palawija, bila turun hujan lebat atau
tertimpa bencana banjir tanamannya mati lemas,
karena tanaman tersebut kekurangan udara tanah.
Hal ini terjadi karena seluruh pori-pori berisi lengas tanah. Udara terdesak keluar sehingga akar tanaman kekurangan O2,
kecuali tumbuh-tumbuhan air seperti padi sawah, kangkung, dan tumbuh-tumbuhan
bakau yang mempunyai akar napas.
6) Warna
Tanah
Kalau kita
melihat dan mengamati warna tanah ada bermacam-macam, ada tanah di ladang atau sawah yang berwarna cokelat, merah, dan kuning. Warna tanah pada pegunungan vulkanik berbeda dengan warna tanah pada pegunungan kapur. Amatilah warna tanah di sekitarmu. Bagaimana menentukan warna tanah?
7) Suhu
Tanah
Bila kita
pergi ke ladang atau ke sawah pada pagi hari terasa lebih dingin dibanding pada siang hari, bila menginjak tanah pasir pada siang hari terasa lebih panas dibanding tanah lempung. Ini semua karena tanah mempunyai suhu atau temperatur tanah.
8)
Permeabilitas Tanah
Merupakan
kecepatan air merembes ke dalam tanah melalui pori-pori baik ke arah horizontal maupun vertikal. Cepat lambatnya perembesan air sangat ditentukan oleh tekstur tanah. Menurut kamu tekstur tanah yang bagaimanakah yang mempunyai permeabilitas yang cepat? Diskusikan dengan guru dan teman-temanmu.
9) Porositas
Tanah
dikatakan bersifat porous apabila mudah atau cepat meresapkan air. Berarti tanah tersebut mempunyai pori-pori besar yang dominan, misalnya tanah pasir. Dengan demikian, porositas merupakan persentase volume pori yang ada di dalam tanah dibanding volume massa tanah.
10) Drainase
Tanah
Drainase
tanah merupakan kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air, baik air tanah dalam maupun pada air permukaan. Pada tanah dengan drainase yang buruk, air akan cenderung menggenang. Penanganan sifat drainase yang buruk sering dilakukan dengan membangun selokanselokan.
b. Sifat
Kimia Tanah
Tanah
sebagai bagian dari tubuh alam mempunyai komposisi kimia berbeda-beda. Tanah terdiri atas berbagai macam unsur kimia. Penentu sifat kimia tanah antara lain kandungan bahan organik, unsur hara, dan pH tanah. Tanah yang kita lihat adalah suatu campuran dari material-material batuan yang telah lapuk (sebagai bahan anorganik), material organik, bentuk-bentuk kehidupan (jasad hidup tanah), udara, dan air. Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa tanaman serta hewan dalam tanah, termasuk juga kotoran dan lendir-lendir serangga, cacing, serta binatang besar lainnya.
Kandungan
bahan organik dalam tanah memengaruhi karakteristik
tanah. Pada tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi akan memberikan efek warna tanah cokelat hingga hitam. Sehingga sifat kimia tanah berupa kandungan bahan organik dapat dikenali dari warnanya. Selain itu, pengenalan ada tidaknya bahan organik secara kualitatif dapat dilakukan dengan cara menetesi contoh tanah dengan hydrogen peroxyde (H2O2) 10%. Jika tanah mengandung bahan organik, maka setelah ditetesi H2O2 akan tampak adanya percikan atau
gelembung-gelembung. Nah,
sekarang coba amati tanah di lingkungan sekolahmu.
Menurutmu
apakah tanah tersebut mengandung bahan organik? Sifat kimia tanah yang lain, yaitu berupa derajat keasaman atau pH tanah. pH tanah dikatakan normal antara 6,5 sampai dengan 7,5. Pada keadaan ini, semua unsur hara pada larutan tanah dalam keadaan tersedia, seperti ketersediaan nitrogen serta unsur hara lainnya.
c. Sifat
Biologi Tanah
Tanah
sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme di dalamnya menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lainnya. Di dalam tanah terjadi proses-proses yang menghasilkan sifat biologi tanah. Misalnya, adanya cacing tanah akan meningkatkan unsur nitrogen, fosfor, kalium, serta kalsium dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Peranan
cacing tanah yang lain berupa lubang yang ditinggalkan
di tanah akan meningkatkan drainase tanah, hal ini penting dalam perkembangan tanah. Cacing-cacing mengangkut tanah, mencampur, serta menggumpalkan sejumlah bahan organik yang belum terombak seperti daun dan rumput yang digunakan sebagai makanan. Selain itu, secara tegas cacing dengan kotoran dan lendir-lendirnya mampu mengikat partikel-partikel tanah menjadi gumpalan tanah yang stabil terutama pada tanah asli.
- Pengertian Sifat Kimia Tanah
Komponen
kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya dan
kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam
menjerap dan mempertukarkan ion adalah bahan yang berada dalam bentuk koloidal,
Yaitu :
- liat
- Bahan organik
Kedua bahan
koloidal ini berperan langsung atau tidak langsung dalam mengatur dan
menyediakan hara bagi tanaman.
Dua bahan
penting yang diabsorbsi tanaman dan dipindahkan dari tanah adalah air dan unsur
hara. Tanaman dapat mengalami defisiensi unsur essensial, bila :
1. Unsur
tidak terdapat di dalam tanah
2. Terdapat
dalam kuantitas yang besar dalam tanah, tetapi sangat sedikit terlarut
atau
tersedia
untuk menopang kebutuhan tanaman.
CIRI TANAH POTENSIAL
TINGKAT KESUBURAN TINGGI
Tanah yang subur adalah tanah yang
banyak mengandung mineral untuk kebutuhan hidup tanaman. Hal ini sangat
bergantung pada jenis tanaman yang diusahakan, seperti:
- tanaman biji-bijian membutuhkan mineral fosfor (P)
- tanaman sayuran membutuhkan zat lemas (N)
- tanaman umbi-umbian membutuhkan mineral alkali (Na, K)
Jadi agar lahan dapat berproduksi secara optimal, harus disesuaikan antara
jenis mineral yang dikandung tanah dengan jenis tanaman yang akan diusahakan.
Hal ini penting juga untuk menyesuaikan jenis pupuk yang akan dipakai pada
tanaman tertentu.
Tanah yang kaya akan humus biasanya
mempunyai tingkat kesuburan yang baik. Tanah humus adalah tanah yang telah
bercampur dengan daun dan ranting pohon yang telah membusuk. Tanah humus dapat
dijumpai di daerah yang tumbuhannya lebat.
MEMILIKI SIFAT FISIS YANG BAIK
Tanah yang memiliki sifat fisis baik
adalah tanah yang daya serap air dan sirkulasi udara di dalam tanahnya cukup
baik. Sifat ini ditunjukkan oleh tekstur dan struktur tanahnya.
Partikel utama pembentuk tanah
adalah:
- pasir (diameter 0,053 - 2 mm)
- lanau atau debu (diameter 0,002 - 0,0053 mm)
- lempung atau tanah liat (diameter < 0,002 mm)
Tekstur tanah adalah sifat fisis
tanah yang berkaitan dengan ukuran partikel pembentuk tanah.Tekstur tanah ini
berpengaruh terhadap daya serap dan tampung air. Tanah dikatakan bertekstur
halus apabila sebagian besar partikel utamanya adalah lempung, dan bertekstur
kasar apabila sebagian besar partikel utamanya adalah pasir.Tanah bertekstur
halus mudah menampung air tetapi daya serapnya kecil, demikian pula sebaliknya.
Tekstur tanah yang ideal untuk
pertanian adalah jenis tanah yang geluh, yaitu tanah yang lekat. Tekstur tanah
geluh terdiri dari:
- Tanah lanau : 20% lempung, 30 - 50% lanau dan 30 - 50% pasir
- Tanah lanau berpasir : 20 - 50% lanau/lempung dan 50 - 80% pasir
Struktur tanah adalah sifat fisis
tanah yang dikaitkan dengan cara partikel-partikel tanah berkelompok. Struktur
tanah ini berpengaruh terhadap pengaliran air (permeabilitas) dan sirkulasi
udara di dalam tanah.
BELUM TERJADI
EROSI
Terjadinya erosi pada tanah akan
menyebabkan berubahnya tanah potensial menjadi tanah kritis. Tanah yang telah
mengalami erosi, tingkat kesuburannya berkurang, sehingga kurang baik untuk
pertumbuhan tanaman. Erosi mengakibatkan lapisan tanah yang paling atas
terkelupas. Sisanya tinggal tanah yang tandus, bahkan sering merupakan batuan
yang keras (padas).
Proses erosi yang kuat sering
dijumpai di daerah pantai akibat abrasi (pengkikisan oleh gelombang laut) dan
di daerah pegunungan dengan lereng terjal serta miskin tumbuhan. Erosi di
pegunungan akibat adanya longsor dan soil creep (tanah merayap).
MEMILIKI RELIEF
YANG TIDAK CURAM
Relief adalah perbedaan tinggi atau
bentuk wilayah suatu daerah, termasuk tingkat kecuraman dan bentuk lereng
didalamnya.
Relief mempengaruhi kesuburan tanah
dalam hal:
- Jumlah air hujan yang diresap atau disimpan oleh tanah, dimana semakin curam semakin sedikit resapan dan simpanan air.
- Besarnya erosi, dimana semakin curam semakin besar erosinya.
Cara menghitung kemiringan lereng
pada suatu medan adalah dengan cara (tinggi lereng : panjang lereng) x 100%.
Klasifikasi lereng:
- Datar : lereng < 8%
- Landai : lereng 8 - 15%
- Agak Curam : 15 - 26%
- Curam : 26 - 40%
- Sangat Curam : > 40%
Tanah yang potensial adalah tanah
yang termasuk dalam klasifikasi landai atau datar.
Lahan potensial adalah lahan yang belum dimanfaatkan
atau belum diolah dan jika diolah akan mempunyai nilai ekonimis yang besar
karena mampunyai tingkat kesuburan yang tinggi dan mempunyai daya dukung
terhadap kebutuhan manusia. Lahan potensian merupakan modal dasar dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu harus ditangani dan dikelola
secara bijak. Daerah diluar jawa banyak memiliki daerah produktif yang sangat
potensial, tetapi belum atau tidak dimanfaatkan sehingga daerah ini dikenal dengan
daerah yan sedang tidur.
PENGERTIAN
KESUBURAN TANAH
Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh
interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat
akar-akar aktif tanaman. Tanah yang dapat menyediakan faktor-faktor tumbuh
dalam kondisi yang optimum dinyatakan tanah yang subur. Kemampuan tersebut
disebut dengan Kesuburan Tanah.
Penaksiran 1 (pertama) hanya dapat digunakan untuk mengetahui sebab-sebab
yang menentukan kesuburan tanah. Sedangkan penaksiran ke dua (2) hanya dapat
mengungkapkan tanggapan tanaman terhadap keadaan tanah yang dihadapinya.
Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menghasilkan bahan tanaman yang
dipanen, maka disebut pula daya menghasilkan bahan panen atau produktivitas.
Ungkapan akhir kesuburan tanah adalah hasil panen, yang diukur dengan bobot
kering yang dipungut per satuan luas (ha) dan per satuan waktu (tahun). Dengan
menggunakan tahun sebagai satuan waktu untuk hasil panen dapat dicakup variasi
keadaan habitat akar karena musim.
Hasil panen tinggi dengan variasi musim kecil menandakan kesuburan tanah
tinggi, karena tanah dapat ditanami sepanjang tahun dan dan setiap kali
menghasilkan hasilpanen besar.
Hasil panen besar tetapi hanya sekali dalam 1 tahun pada musim yang baik
menandakan kesuburan tanah tidak tinggi karena pada musim yang lain tanah tidak
dapat ditanami, hal ini karena kekurangan air (lengas tanah) atau sebaliknya
ada kelebihan air (water logged), kadar garam larut air meningkat sehingga di
atas ambang batas, tanah menjadi sulit diolah, untuk memperoleh struktur tanah
yang baik.
Ada 2 pengetian
kesuburan tanah yaitu :
1.
Kesuburan tanah
aktual yaitu kesuburan tanah asli/alamiah.
2.
Kesuburan tanah
potensial yaitu kesuburan tanah maksimum yang dapat dicapai dengan intervensi
teknologi yang mengoptimalkan semua faktor tumbuh.
Menurut Indranada, H.K. (1986). Kesuburan tanah ada 3
meliputi :
1.Kesuburan fisik
2.Kesuburan kimia dan
3.Kesuburan biologi
4.Kesuburan fisik
Tanah dapat
dikatakan memiliki kesuburan fisik yang bagus, yaitu jika :
1.Tanah cukup lunak dan cukup memungkinkan untuk
terjadinya perkecambahan dan perkembangan akar yang baik.
2.Tanah memiliki distribusi ukuran pori yang merata
sehingga memudahkan terjadinya gerakan udara maupun air yang menunjang perkembangan
akar
3.Suhu di daerah perakaran harus tetap pada batas-batas
tertentu yang tidak berbahaya.
Kesuburan fisik
terdiri dari :
4.Tekstur dan struktur tanah
5.Aerasi tanah
6.Neraca air dalam tanah
7.Tekstur dan Struktur Tanah
TEKSTUR
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif persen fraksi-fraksi penyusun
tanah (fraksi pasir, debu dan lempung), dan dapat menunjukkan kasar halusnya
suatu tanah menurut perabaan.
Fraksi
tanah adalah sekelompok butir-butir tanah yang mempunyai kisaran tanah yang sama, yang digolongkan menjadi 3 yaitu fraksi pasir debu dan lempung dan klasifikasi sebagai berikut :
tanah adalah sekelompok butir-butir tanah yang mempunyai kisaran tanah yang sama, yang digolongkan menjadi 3 yaitu fraksi pasir debu dan lempung dan klasifikasi sebagai berikut :
1. Pasir (sand) : 2-0,05mm
2. Debu () : 0,05 mm-0,002 mm
3. Lempung (clay) : < 0,002 mm
Klasifikasi tekstur tanah menurut USDA
Klas Dsr Tekstur
1. Kasar :
1.1. Pasir
& pasir bergeluh :
1.1.1. Pasir
1.1.2.Pasir
bergeluh
1. 2. Pasir
& pasir bergeluh
1.2.1. Geluh
berpasir
1. 2.2.
Geluhberpsr halus
2. Sedang
2.1. Geluh
2.1.1. Geluh
berpsr sgt hls
2.1.2. Geluh
2.1.3. Geluh
berdebu
2.1.4. Debu
3. Agak berat
2. 2.1.Glh lemp berpasir
2.2.2. Glh berlmp
2.2.3. Glh lmp berdebu
2. 2.1.Glh lemp berpasir
2.2.2. Glh berlmp
2.2.3. Glh lmp berdebu
4. Halus
3.1. Lempung
3.1.1. Lempung
berpasir
3.1.2. Lempung
berdebu
3.1.3. Lempung
Ciri-ciri dari
masing-masing tekstur :
Tekstur Pasir
1.Kadar pasir ³ 70%
2.Bersifat lepas-lepas
3.Tidak liat dan tidak lekat
4.Terasa kasar kalau dipilin dan tidak meninggalkan
selaput.
5.Aerasi dan drainase baik
6.Kemampuan menyerap air dan ion rendah
7.Ringan bila diolah
Tekstur
geluh/sedang
1.Mengandung ke 3 fraksi secara se-imbang sehingga
sifat-sifatnya terletak diantara 2 tekstur yang ekstrem
2.Tanah ini yang paling disukai oleh tanaman
3.Pori makro dan mikro seimbang
Tanah lempung
4.Mengandung lempung ³ 35 %
5.Berat bila diolah
6.Sangat liat dan lekat
7.Aerasi dan drainase buruk
8.Kemampuan mengikat ion dan menyerap air tinggi
STRUKTUR TANAH
Adalah sifat tanah yang menyatakan tentang susunan partikel-partikel tanah
primer menjadi agregat tanah (PED).
Struktur Tanah
berkaitan dengan :
9.Pergerakan udara dan air dalam tanah
10. Perkembangan akar tanaman
Bahan perekat
yang berperan adalah :
11. Koloid organic
12. Koloid lempung
13. Koloid oksida besi dan AL
14. Kapur (CaCO3)
15. Gypsum (CaCO3.2H2O)
Pengamatan
struktur tanah dilapangan dilakukan dengan mengamati komponen struktur tanah
yaitu :
16. Bentuk dan susunan agregat, disebut Tipe Tanah
17. Ukuran (diameter), disebut Kelas Struktur
18. Kemantapan atau kekuatan agregat disebut Derajat
Struktur.
Tipe dan Kelas
Struktur
19. Tipe lempeng (platy), dibedakan menjadi kelas :
·
Sangat tipis
dengan tebal : < 1 mm
·
Tipis
:
1 – 2
·
Sedang
: 2 – 5 mm
·
Tebal /Kasar
: 5 – 10 mm
·
Sangat tebal
: > 10 mm
1. Tipe Tiang (prismatik)
·
Sangat halus
: < 10 mm
·
Halus
: 10 – 20 mm
·
Sedang
: 20 – 50 mm
·
Kasar
: 50 – 100 mm
·
Sangat kasar
; > 100 mm
1. Tipe Gumpal (bersudut)
·
Sangat halus
: < 5 mm
·
Halus
: 5 – 10 mm
·
Sedang
: 10 – 20 mm
·
Kasar
: 20 – 50 mm
·
Sangat kasar
: > 50 mm
1. Tipe Steroid/polyder kersai
·
Sangat halus
: < 1 mm
·
Halus
: 1 – 2 mm
·
Sedang
: 2 – 5 mm
·
Kasar
: 5 – 10 mm
·
Sangat kasar
: > 10 mm
1. Tipe Tak berstruktur, yang dibedakan menjadi butir
tunggal dan masive
Derajat Struktur Tanah
0 : Tak
beragregat yaitu pejal dan berbutir tunggal
1 : Lemah, jika
tersentuh mudah hancur, yang dapat dibedakan lagi menjadi : sangat lemah dan
agak lemah
2 : Sedang,
yaitu agregat sudah terbentuk jelas, tapi masih dapat dipisahkan
3 : Kuat, yaitu
agregatnya mantap dan jika dipecahkan terasa berketahanan, yang dibedakan lagi
atas sangat kuat dan cukup kuat.
Di Laboratorium
Dengan menentukan Berat Jenis (BJ) dan Berat Volume (BV) dan Porositas
tanah (n). Berat Jenis : yaitu perbandingan antara berat butir-butir tanah
dengan volume butir-butir tanah (gram.cm-3). Berat Volume Tanah : yaitu
perbandingan antara berat butir-butir tanah dengan volume bongkah tanah
(gr.cm-3). Porositas tanah adalah persen volume total pori dalam tanah, atau
volume total pori dibagi volume total tanah dikalikan 100%.
Rumus Porositas
:
n = (1 – BV/BJ)
x 100 %
Volume pori
n = ————————— x
100 %
volume bongkah
tanah
Penilaian
Tekstur Dan Struktur Tanah
Penilaian tekstur tanah dapat dengan melihat kelas tekstur nya, dimana
tekstur tanah digolongkan menjadi 3 kelas besar yaitu
1.
Kelas tekstur
kasar (Pasiran)
2.
Kelas tekstur
sedang (Geluhan/Lom)
3.
Kelas tekstur
halus (Lempungan)
1.Kesuburan kimia
Tanah yang mengandung unsur-unsur hara yang optimum untuk nutrisi tanaman
dan tidak terlalu masam ataupun alkalin serta bebas dari unsur-unsur toksik
disebut mempunyai kesuburan kimia yang baik.
2.Kesuburan biologi (hayati)
Tanah yang
memiliki kesuburan biologi yang baik jika :
1.Tanah memiliki bahan organik tinggi yang menunjang
keaneka ragaman hayati di dalam tanah.
2.Tanah mengandung mikrobia penambat N tinggi.
3.Tanah mengandung mikrobia penambat P tinggi
3.
Kesuburan Tanah
4.
Tanah merupakan tubuh alam bebas pada
permukaan bumi yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat yang
dihasilkan dari interaksi antara bahan induk, iklim, organisme, topografi dan
waktu. Bagi semua mahluk hidup yang berada di permukaan bumi ini sangat
bergantung kepada tanah karena tanah itu merupakan tempat bertumpu manusia, hewan dan tumbuhan dengan segala
aktivitasnya. Bagi tumbuhan, tanah selain sebagai tempat bertumpu juga
berfungsi sebagai penyedia hara, air dan udara.
5.
Pada umumnya kehidupan manusia
tergantung pada tanah dan sampai pada batas-batas tertentu tanahpun tergantung
pada manusia melalui pengolahan yang dilakukuannya. Tanah juga merupakan
akumulasi tubuh alam bebas yang menduduki sebagian besar permukaan bumi yang
mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan
jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief selama
jangka waktu tertentu. Sejalan dengan semakin majunya peradapan dan
perkembangan di bidang pertanian, manusia mulai menghadapi berbagai masalah
tentang tanah demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
6.
Kesuburan
tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan, pada lingkungan tempat
tanah itu berada. Kesuburan tanah secara singkat merupakan kandungan
hara yang terdapat di dalam tanah, baik hara makro maupun mikro.Kesuburan tanah
mengandung atau memiliki dua pengertian, yaitu kesuburan potensial dan
kesuburan aktual. Kesuburan potensial adalah kesuburan tanah dalam jangka
panjang dan sulit sekali melakukan perubahan, atau bila bisa dengan masukan
tinggi. Kesuburan aktual adalah kesuburan jangka pendek yaitu setiap kali musim
tanam.Kesuburan tanah dapat diketahui dengan banyaknya bahan organik yang
terkandung di dalamnya. Kesuburan tanah yang ideal apabila sifat fisika, kimia,
dan biologi tanahnya seimbang dan sesuai kebutuhan tumbuhan.Keberadaan tanah di
muka bumi ini sangatlah beragam. Keragaman tanah tersebut meliputi aspek
morfologi tanah dan morfologi lahan. Dengan dasar tersebut, maka manusia
melakukan penelitian terhadap tanah. Penelitian tersebut ditujukan agar dapat
mempertahankan kelestarian dan kesuburan tanah.
7.
Tanah yang
subur lebih disukai untuk usaha pertanian, karena menguntungkan. Tanah yang
sehat dan subur akan mampu mendukung kehidupan tanaman secara maksimal. Tanah
yang sehat adalah tanah yang mampu mengaerasi hara bebas dari penyakit dan
racun. Sedangkan tanah yang subur adalah tanah yang mempunyai sifat fisik,
kimia, biologi yang mendukung bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.
8.
Dengan adanya Praktikum Kesuburan Tanah ini maka
mahasiswa dapat mengamati dan meneliti sifat fisika, kimia dan biologi suatu
tanah. Dengan mengetahui sifat-sifat tanah tersebut maka mahasiswa dapat
mengetahui tingkat kesuburan tanah yang diamati. Sehingga mahasiswa dapat
mencari cara mengatasi masalah tersebut untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Dengan begitu maka tanah dapat menyediakan kondisi yang baik bagi tanaman,
sehingga kualitas dan kuantitas hasil tanaman dapat meningkat.
9.
PENGERTIAN REBOISASI DAN PENGHIJAUAN
10. Pengertian
dan definisi reboisasi dan penghijauan ditinjau dari aspek rehabilitasi atau
pemulihan lahan kritis, sebenarnya istilah dan arti kata ini hampir sama.
Perbedaan arti kedua istilah tersebut pada "sasaran lokasi"
dan "kesesuaian jenis tanaman" yang ditanam pada
masing-masing lokasi kegiatan.
12. Reboisasi
merupakan kegiatan penghutanan kembali kawasan hutan bekas tebangan maupun
lahan-lahan kosong yang terdapat di dalam kawasan hutan (Manan 1978). Reboisasi
meliputi kegiatan permudaan pohon, penanaman jenis pohon lainnya di area hutan
negara dan area lain sesuai rencana tata guna lahan yang diperuntukkan sebagai
hutan. Dengan demikian, membangun hutan baru pada area bekas tebang habis,
bekas tebang pilih, atau pada lahan kosong lain yang terdapat di dalam kawasan
hutan termasuk reboisasi (Kadri dkk, 1992).
14. Penghijauan
merupakan kegiatan penanaman pada lahan kosong di luar kawasan hutan, terutama
pada tanah milik rakyat dengan tanaman keras, misalnya jenis-jenis pohon hutan,
pohon buah, tanaman perkebunan, tanaman penguat teras, tanaman pupuk hijau, dan
rumput pekan ternak. Tujuan penanaman agar lahan tersebut dapat dipulihkan,
dipertahankan, dan ditingkatkan kembali kesuburannya. (Manan 1976;
Supriyanto,1984). Menurut (Kadri dkk, 1992) upaya yang termasuk dalam rangkaian
kegiatan penghijauan, yang sudah disebutkan berupa pembuatan bangunan pencegah
erosi tanah, misalnya pembuatan sengkedan (teras) dan bendungan (check dam)
yang dilakukan pada area di luar kawasan hutan.
15.
16. 2.1. Upaya
peningkatan produksi tanaman dan faktor penghambatnya
17. 2.1.1.
Upaya-upaya peningkatan produksi
18. Dalam pengaplikasian konsep-konsep Agronomi untuk mencapai produksi
maksimum, maka ada beberapa hal yang dapat di lakukan antara lain yaitu dengan
mengatur pola tanam, melalui pola intensifikasi, diversifikasi, dan
ekstensifikasi.
19.
20. A.
Pola tanam
21. Usaha pertanian selalu diarahkan untuk mencapai hasil maksimal. Berbagai cara dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, diantaranya dengan
menetapkan pola tanam.
22. Menetapkan pola tanam bertujuan untuk menyesuaikan waktu tanam dengan musim
pada suatu sistem budidaya tanaman. Misalnya sistem budidaya tanaman di lahan
kering, tadah hujan, pola tanam disesuaikan dengan pola curah hujan, sehingga diperoleh
waktu tanam yang tepat. Waktu tanam yang tepat dapat mendukung pertumbuhan
tanaman untuk mencapai hasil maksimal.
23. Pola tanam merupakan sub-sistem budidaya tanaman yang mempunyai kaitan erat
dengan ekosistem yang melatar belakanginya. Dalam setiap ekosistem tanaman
dapat dikembangkan satu atau lebih sistem budidaya tanaman, dan dalam satu
sistem budidaya tanaman dapat pula dikembangkan satu atau lebih sistem pola
tanam. Setiap sistem pola tanam dipengaruhi oleh berbagai komponen yaitu agroklimat,
tanah, keteknikan dan sosial ekonomi.
24. Kegunaan pola tanam yang berlanjut adalah memanfaatkan sumber daya optimal
untuk memperoleh produksi maksimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
25. Keuntungan pola tanam, dapat diperoleh dengan menggunakan pola tanam yang
tepat, keuntungan tersebut antara lain dapat meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya yang ada. Intensitas penggunaan lahan meningkat, dengan
memanfaatkan sumber daya lahan dan waktu lebih efisien, meningkatkan pula
produktivitas lahan.
26. Frekuensi panen atau produksi meningkat; penanaman beberapa jenis tanaman
pada suatu lahan menyebabkan seringnya petani memperoleh hasil panen dalam satu
tahun. Mengurangi resiko kegagalan panen; kegagalan panen oleh serangan jasad
pengganggu, maupun keadaan iklim yang kurang baik dengan mengusahakan beberapa
komoditas.
27. Meningkatkan penyebaran tenaga kerja sepanjang tahun. Dengan ini banyak
kegiatan dilapangan sehingga dapat menyebarkan tenaga kerja dan menyerap tenaga
kerja lebih banyak. Mencegah terjadinya kerusakan tanah arau erosi, terutama
pada lahan yang berlereng, karena tanah selalu dalam keadaan yang tertutup, dan
disertai dengan pengolahan tanah yang minimal.
28. Diversifikasi pangan dapat memperoleh hasil pangan yang beraneka ragam dan
bergizi. Dengan mengusahakan beraneka ragam tanaman, maka akan diperoleh aneka
ragam hasil panen yang bernilai gizi seperti : karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral.
29. Efisiensi penggunaan tenaga keluarga meningkat, dan biaya produksi dapat
ditekan serendah mungkin. Biaya produksi seperti biaya pengolahan tanah dapat
ditekan dengan pengolahan tanah yang minimal ( minimum tillage). Biaya pengendalian jasad pengganggu dapat
ditekan dengan pengendalian jasad pengganggu terpadu.
30. Pola curah hujan disetiap lokasi usaha tani perlu diketahui sebagai salah
satu bahan pertimbangan dalam menentukan pola tanam. Pola curah hujan juga
dapat digunakan untuk menentukan varitas yang ditanam di suatu lokasi karena
setiap varitas mempunyai kebutuhan air tanaman yang berbeda. Waktu pengolahan
tanah, penanaman dan panen juga harus disesuaikan dengan pola curah hujan. Jangan sampai terjadi air tidak tersedia pada
saat benih baru tumbuh atau pada saat pengisian biji.
31. Untuk membuat pola curah hujan, perlu dipantau jumlah hujan yang turun
setiap hari setiap bulan, dengan menggunakan penakar curah hujan. Jumlah hujan
per hari dijumlahkan selama sebulan untuk memperoleh curah hujan bulanan. Bila
curah hujan bulan tertentu sama atau lebih besar dari 200 mm, maka bulan
tersebut disebut bulan basah; bila kurang dari 200 mm disebut bulan kering.
Kemudian informasi bulanan tersebut diproyeksikan ke dalam bentuk tabel untuk
pola curah hujan. Berdasarkan pola
curah hujan itulah pola tanam ditentukan dalam satu tahun.
32. Daerah-daerah di Indonesia yang beriklim basah mempunyai curah hujan yang
tinggi, yaitu diatas 2000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun, kenyataan
ini memungkinkan untuk dilaksanakan penanaman tanaman pangan atau hortikultura
sepanjang tahun melalui pola tanam. Pola tanam yang telah berkembang dewasa ini
di daerah lahan kering (transmigrasi), adalah pola tanam padi gogo yang dikenal
dengan pola tanam A. Urutan penanamnya pada pola tanaman ini adalah tanaman
jagung + padi gogo; ketela pohon-kedelai-kacang tunggak(tumpang-sari; tumpang
sisip; tanam berurutan). Pola tanam ini cukup stabil karena didalamnya terdapat
penanaman padi gogo yang merupakan tanaman penghasil bahan makanan pokok bagi
petani.
33. Pola tanam ganda diartikan sebagai pola tanam pada satu areal lahan
tertentu selama satu tahun ditanam dua jenis tanaman atau lebih, baik ditanam
secara bersamaan atau pada waktu yang berbeda.
34. Tujuan utama mengusahakan pola tanam ganda adalah untuk menambah pendapatan
petani, menganeka ragamkan hasil panen, agihan tenaga kerja yang merata,
penggunaan tanah yang mangkus, dan tidak membiarkan tanah kosong dalam waktu
yang lama. Beberapa macam pola tanam ganda
akan dijelaskan pada uraian berikut.:
35. 1.
Pola tanam
campuran (mixed cropping)
36. 2. Pola tanam tumpang sari seumur (intercropping)
37. 3. Pola tanam tumpang sari beda umur (inter planting)
38. 4. Pola tanam sisipan (relay planting)
39. 5. Pola tanam sela (inter culture)
40. 6. Pola tanam beruntun atau rotasi (sequential planting)
41. 7. Pola tanam banyak tingkatan tajuk (multi srorey cropping)
42. 8. Pola tanam berlorong (alley cropping)
43. B.
Intensifikasi
44. Intensifikasi adalah usaha peningkatan produksi per satuan luas tertentu.
Peningkatan produksi hanya dapat dicapai apabila diterapkan teknologi yang
telah diuji keuntungannya. Untuk menginovasi teknologi ke tingkat petani dan
petani bersedia menggunakannya, bukanlah suatu pekerjaan yang ringan, banyak
faktor yang menjadi penghambat, misalnya pendidikan, ekonomi, kebudayaan dan
lain-lain. Dalam usaha mensukseskan
intensifikasi perlu di tata suatu pola intensifikasi.
45. Intensifikasi pertanian dapat diartikan sebagai upaya pengembangan ilmu dan
teknologi pertanian di dalam
penyelenggaraan usaha tani, untuk meningkatkan produktivitas lahan usaha tani
dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam.
46. Langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas usahatani
adalah dengan penerapan sapta usahatani. Usaha tersebut adalah penggunaan
sarana produksi (seperti benih atau bibit unggul, pemupukan yang berimbang), perbaikan
cara melakukan usahatani (pelaksanaan pengolahan tanah), pengendalian jasad
pengganggu, penyediaan dan pengaturan air, perlakuan pascapanen dan pemasaran
hasil.
47. Tujuan dilaksanakan intensifikasi pertanian adalah untuk meningkat
produktifitas lahan usaha tani, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan
kesempatan kerja. Pelaksanaan intensifkasi dilakukan melalui tiga pendekatan
yaitu pendekatan komoditas, pendekatan wilayah, dan pendekatan usahatani.
48. Pendekatan komoditas, dikelola melalui bimbingan intensifikasiseperti jagung, kacangtanah dan
kedelai. Pendekatan wilayah,
dilakukan untuk memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam suatu wilayah yang
belum terjangkau program intensifikasi untuk mengembangkan usahatani yang
cocok. Pendekatan usahatani
dilakukan dengan memanfaatkan secara optimal sumberdaya tenaga dari keluarga
tani dalam mengusahakan usaha tani terpadu.
49. C.
Diversifikasi
50. Diversifikasi adalah upaya mengoptimalkann sumberdaya lahan dan tenaga
dalam suatu lahan usahatani melalui penerapan teknologi hemat lahan untuk
mencapai produktifitas tinggi dan meningkatkan pendapatn petani. Dalam
teknologi ini dikembangkan keanekaragaman tanaman budidaya khususnya tanaman
pangan dan hortikultura. Disamping mempertahankan produksi beras sebagai pangan
pokok, peningkatan produksi sumber karbohidrat lainnya (jagung dan
umbi-umbian), dan sumber protein nabati (kacang-kacangan) perlu diperhatikan.
Dibeberapa daerah di Indonesia telah mempunyai pangan pokok bukan beras seperti
sagu di Maluku, ketela rambat di Irian Jaya, Jagung di Madura. Untuk mengurangi
konsumsi beras dan sekaligus tetap menjaga swasembada beras, pengaenekaragaman
pangan pokok di Indonesia telah diprogramkan oleh pemerintah.
51. Pola tanam beragam (diversifikasi) adalah pada lahan yang sama ditanam
beberapa jenis tanaman penghasil karbohidrat (padi, jagung, ketela pohon,
ketela rambat), penghasil protein (kedele), penghasil lemak (kacang tanah),
penghasil vitamin dan mineral (tanaman buahan, tanaman sayuran, kacang hijau),
penghasil pendapatan lain (kelapa, sawit).
52. Diversifikasi pertanian ini dapat menghindarkan petani dari kemungkinan
kelebihan produksi bila hanya bertanam secara monokultur. Kelebihan produksi
dapat mengakibatkan masalah dalam pasca panen dan pemasaran yang akhirnya akan
menurunkan harga jual komoditas tersebut.
53. Keragaman tanaman yang dibudidayakan tergantung kepada ekosistem,
usahatani, teknologi, dan pengetahuan petani. Ekosistem di Indonesia sangat beragam, sehingga usaha budidaya juga
beragam. Selain padi, berbagai tanaman dapat menjadi tanaman pokok antara lain
tanaman biji-bijian (jagung, kekacangan), tanaman sayuran (tomat, kubis, kacang
panjang), ubi-ubian (ketela pohon, ketela rambat, keladi), tanaman bukan pangan
(tembakau, kapas), gunanya untuk meningkatkan gizi dan pendapatan. Perpaduan
tanaman tahunan dan tanaman semusim juga dapat dilakukan seperti karet, kopi,
cacao, dan kelapa yang dipadukan dengan tanaman yang tahan naungan seperti
keladi.
54. D.
Ekstensifikasi
55. Ekstensifikasi adalah kegiatan memperluas lahan usahatani ke daerah
usahatani baru dengan membuka areal potensial terutama di luar pulau Jawa.
Kegiatan ekstensifikasi pada umumnya dikaitkan dengan usaha transmigrasi. Usaha
peningkatan produksi pertanian melalui perluasan areal tanam dapat dilaksanakan
baik di lahan kering maupun di lahan basah. Pembukaan lahan basah misalnya
melalui pencetakan sawah baru, yaitu lahan basah yang secara potensial dapat
dijadikan sawah (lahan pasang surut dan lahan lebak).
56. Pembukaan lahan kering adalah
pemanfaatan lahan kering yang potensial untuk dijadikan sawah pengairan, sawah
tadah hujan, usaha perkebunan untuk tanaman industri dan tanaman buahan. Pada
tanaman pangan, peningkatan produksi melalui perluasan areal tanam dengan arti
sempit dengan memperehatikan intensitas tanam dari lahan yang ada, baik lahan
sawah maupun lahan kering. Lahan kering di luar Jawa pada umumnya ditempati
oleh jenis tanah PMK (podzolik merah kuning), untuk pengembangan diperlukan
teknologi yang besar. Usaha pengembangan terutama diarahkan untuk perluasan
areal tanaman perkebunan, seperti karet, kelapa sawit, dan lain-lain.
57. Tujuan ekstensifikasi adalah
meningkatkan produksi secara makro, memanfatkan lahan yang berpotensi untuk
pertanian, menyerap tenaga kerja dan penyebaran penduduk. Contoh-contoh
ekstensifikasi adalah pembukaan areal transmigrasi, perluasan perkebunan karet
dan kelapa sawit melalui usaha perkebunan inti rakyat (PIR).
58. 2.1.2. Hambatan peningkatan produksi
59. A. Kesuburan
Tanah,
60. lahan yang tersedia untuk
perluasan pertanian melalui program transmigrasi umumnya merupakan lahan hutan
dan lahan padang alang-alang bekas perladangan. Sebagian besar dari lahan itu terdiri dari tanah podsolik merah kuning
(ultisol), di samping itu terdapat pula tanah-tanah latosol, kambisol,
alluvial. Tanah podsolik merah kuning merupakan jenis tanah terbesar yang
tersedia bagi perluasan areal.
61. Sifat-sifat tanah podsolik merah kuning adalah pH rendah, Al-dd dan
kejenuhan Al yang tinggi, fosfor rendah, bahan organik rendah. Dengan adanya
sifat-sifat yang kurang menguntungkan tersebut tanah podsolik merah kuning
tergolong tanah yang mempunyai kesuburan tanah rendah, kemampuan mensuplai hara
rendah, mempunyai kapasitas menahan kation rendah, kemampuan menahan air
tersedia rendah, kemampuan mengikat erat (fiksasi) P yang tinggi dan mempunyai
eradibilitas yang tinggi.
62. Untuk memperbaiki kesuburan kimia, fisika dan biologi lahan berbagai cara
dapat ditempuh seperti : pemberian pupuk, cara pemakaian pupuk, pengapuran,
pupuk organik, pengairan serta pola tanam. Perbaikan kesuburan tanah dengan
menggunakan ameloran organik seperti kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, sisa
tanaman, adalah mempunyai kemampuan untuk mensuplai semua unsur hara termasuk
unsur hara minor, meningkatkan kandungan nitrogen organik yang mudah terurai,
meningkatkan kemampuan penyangga tanah, memperbaiki sifat fisik tanah seperti:
hubungan air dengan udara, mengurangi kekerasan tanah, memudahkan pengolahan
tanah, mengurngi erodibilitas; semua terjadi melalui pembentukan agregat tanah,
serta mendorong kegiatan bilogis tanah.
63. Pemberian bahan organik yang optimum, umumnya condong lebih menguntungkan
organisme saprophitit dibanding yang parasitik, tetapi bagaimanapun hal ini
tidak boleh diabaikan karena efek yang negatif bisa terjadi terhadap hama
penyakit.
64. Suatu hal yang perlu dicatat adalah bahwa sistim kesuburan tanah adalah hal
yang sangat kompleks atau yang mempunyai banyak faktor, sehingga sukar untuk
melestarikannya dengan hanya memberi satu perlakuan, misalnya hanya dengan
memupuk atau mengapur, berbagai upaya perlu dikerjakan secara integral untuk
meningkatkan produktifitas lahan yang bersifat lestari.
65. B. Hama,
Penyakit, dan Gulma.
66. penyakit dan
gulma adalah merupakan masalah besar dalam pertanian tropis, terutama pada
lahan kering. Hambatan-hambatan ini banyak mempengaruhi hasil-hasil yang
dicapai.
67. Pada tahun-tahun pertama setelah pembukaan lahan, akibat dari perubahan
ekosistem hutan ke ekosistem pertanian, terdapat hama-hama besar untuk
pertanian pangan lahan kering seperti babi hutan, burung, kera, walang sangit
dan lain-lain. Hama besar itu biasanya berkurang setelah beberapa tahun,
kecuali hama seperti tikus dan walang sangit.
68. Gulma, merupakan
masalah berat pada tanaman pangan lahan kering, terutama 2 sampai 3 tahun
setelah pembukaan. Beberapa tahun setelah dibuka,
bila lahan terus ditanami, alang-alang dapat diatasi. Tetapi gulma setahun yang
umurnya pendek dan banyak membentuk biji, merupakan gulma yang sulit diatasi.
Pemupukan yang salah dapat mendorong pertumbuhan gulma dan banyak menurunkan
hasil.
69. Masalah gulma harus diatasai dengan pola tanam yang tepat, termasuk
penggunaan mulsa dan tanaman penutup tanah. Untuk skala yang besar, atau untuk
petani maju, dapat diintrodusir kegunaan herbisida. Pengendalian hama, penyakit
dan gulma mempunyai dasar-dasar yang sama yaitu dengan cara-cara kultur teknik,
mekanik, fisik, biotik, kimia, genetik, dan dengan peraturan-peraturan. Cara pengendalian
terintegrasi dimana semua cara atau beberapa cara yang kompatibel
diintegrasikan agar dapat mencapai hasil yang maksimal, baik dalam menghadapi
satu atau semua jenis hama, penyakit dan gulma.
70. C. Erosi
71. Untuk menjaga
kelestarian lingkungan, masalah erosi perlu jadi perhatian sedini mungkin,
yaitu sejak perencanaan tata ruang lahan. Untuk tanaman pangan lahan kering,
sebaiknya tidak menggunakan lahan dengan lereng yang lebih besar dari 8%,
kecuali bila digunakan teknik konservasi yang intensif seperti pembuatan teras
bangku.
72. Pada pertanian tanaman pangan lahan kering, erosi pada dasarnya terjadi
pada setiap lahan yang lerengnya lebih besar dari 3%, bila tidak disertai usaha
pencegahan. Erosi juga dipengaruhi oleh
panjang lereng, jumlah curah hujan, intensitas curah hujan dan erodibilitas
tanah. Setiap curah hujan yang lebih besar dari evapotranspirasi mempunyai
potensi untuk terjadinya erosi.
73. Kecuali pengendalian erosi secara mekanik dengan pembuatan teras dan pengendalian secara vegetatif dengan dengan
penanaman tanaman penutup tanah, masih bayak teknik budidaya tanaman lain yang
dapat digunakan untuk pengendalian erosi seperti pola tanam dan pengolahan
tanah (pengolahan minimum, pengolahan dalam, penggunaan mulsa, penanaman
menurut jalur berlajur atau strip cropping dan sebagainya).
74. Berbagai cara pengendalian erosi perlu diterapkan secara integral pada
pertanian pangan lahan kering, agar pelestarian lingkungan sejauh mungkin dapat
dikembangkan.
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.Jenis Limbah
Jenis limbah dibedakan berdasarkan beberapa sifat yaitu :1. Berdasarkan jenis kandungannya
a. Limbah Organik
Yaitu Limbah yang mengandung senyawa organic seperti unsure karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O). Limbah organic berasal dari makhluk hidup, seperti daun, kulit kayu, kotoran hewan, dll. Limbah organic lebih mudah di daur ulang karena cepat terurai (membusuk) menjadi zat-zat hara.
b. Limbah Anorganik
Yaitu Limbah yang mengandung senyawa anorganik seperti logam dan semi logam. Limbah anorganik berasal dari bahan buatan manusia, seperti plastic, kaleng, logam, kain, dll. Limbah anorganik lebih sukar terurai karena sangat awet.
c. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Yaitu Limbah yang mengandung senyawa berbahaya dan beracun bagi lingkungan dan manusia. Limbah ini terdiri dari logam berat dan radioaktif, seperti limbah pabrik, limbah pertambangan, limbah pertanian dan limbah nuklir. Sifat limbah B3 adalah mudah meledak, mudah terbakar, mudah bereaksi, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif.
2. Berdasarkan wujudnya
a. Limbah padat
Yaitu limbah berupa padatan, seperti kayu, plastic, logam, dll. LImbah padatan disebut juga sampah. Limbah padat dibedakan dalam beberapa bentuk yaitu :
1) Limbah organic yang mudah busuk (sampah basah), seperti sisa makanan, sayuran, buah, dll
2) Limbah anorganik yang sukar membusuk (sampah kering), seperti kaca, logam, plastic, kertas, dll
3) Limbah industry, yaitu sampah yang berasal dari pabrik atau industry lainnya.
4) Limbah abu, yaitu limbah hasil pembakaran sampah.
b. Limbah cair
Yaitu Limbah berupa cairan atau limbah yang terlarut dalam cairan, seperti limbah cair pabrik, air sabun, dll. Limbah cair dibedakan atas :
1) Limbah cair domestic, yaitu limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga, pemukiman, dan perkantoran. Contohnya air sabun/detergen, air cucian rumah tangga, dll.
2) Limbah cair industry, yaitu limbah cair yang dihasilkan industry. Misalnya limbah warna, limbah pengolahan karet, limbah pengalengan, limbah pencelupan, dll.
3) Limbah rembesan, yaitu limbah cair yang merembes dari sumber limbah ke dalam tanah. Misalnya air hujan asam, pestisida, air pupuk, air AC, air pipa pecah, dll.
c. Limbah gas
Yaitu Limbah berupa gas, seperti asap, gas knalpot, asap cerobong pabrik, dll. Limbah gas dibedakan menjadi dua yaitu limbah gas primer, yaitu limbah yang langsung masuk ke udara menyebabkan pencemaran, dan limbah sekunder yaitu limbah yang bereaksi dengan gas lain membentuk pencemaran udara.
3. Berdasarkan sumbernya
a. Limbah rumah tangga/pemukiman
Yaitu Limbah yang berasal dari rumah tangga, seperti daun pisang, kulit buah, air sabun, plastic, dll.
b. Limbah perkantoran dan perdagangan
Yaitu Limbah yang berasal dari perkantoran dan perdagangan (pasar), seperti kertas, plastik, barang elektronik, dll.
c. Limbah industry dan pertambangan
Yaitu Limbah yang berasal dari industry (pabrik) dan pertambangan, seperti limbah cair, asap cerobong, dll.
d. Limbah pertanian dan perkebunan
Yaitu Limbah yang berasal dari areal pertanian dan perkebunan, seperti pupuk dan pestisida.
4. Berdasarkan tempat
a. Limbah udara
Yaitu Limbah yang masuk ke udara, biasanya berwujud gas.
b. Limbah perairan
Yaitu Limbah yang masuk ke perairan seperti di selokan, sungai, danau, kolam, dan laut.
c. Limbah tanah
Yaitu Limbah yang berada di tanah atau dalam tanah.
A. Penggolongan Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan
pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk
hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri
pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal
dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk
organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah
tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan
organik pupuk ini termasuk tinggi.
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk
yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga
memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang
dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan
pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya
satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya
mengandung unsur nitrogen.
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari
satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan
satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari
sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium
phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan
menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat
penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow
More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara
penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan Dolomit.
Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar
dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk
fast release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau
terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah
terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga
menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain
urea, ZA dan KCL.
Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan
pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara yang
dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan
demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bila
dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini dapat terjadi karena
unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi secara kimiawi dan
mekanis.
Perlindungan secara mekanis berupa pembungkus bahan
pupuk dengan selaput polimer atau selaput yang mirip dengan bahan pembungkus
kapsul. Contohnya, polimer coated urea dan sulfur coated urea. Perlindungan
secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk menggunakan zat
kimia, sehingga bahan tersebut lepas secara terkendali. Contohnya Methylin
urea, Urea Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. Pupuk jenis ini harganya
sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai
ekonomis tinggi.
B. Jenis-jenis Pupuk
1. Pupuk Sumber Nitrogen
Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam
bentuk nitrat atau amonium yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam bentuk
nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman. Amonium juga akan diubah menjadi
nitrat oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan padi. Tembakau
tidak dapat mentoleransi jumlah amonium yang tinggi. Untuk menyediakan nitrogen
pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3-) dengan kandungan
nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan pupuk berbentuk
amonium (NH4+) karena pada tanah yang tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi
gas N2. umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman
sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-hati.
a. Amonium Nitrat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk
daerah dingin dan daerah panas. Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan
terlalu dekat dengan akara atau langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi
tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering.
Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.
b. Amonium Sulfat (NH4)2 SO4
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21%
nitrogen (N) dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan kurang higroskopis.
Reaksi kerjanya agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya
asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk
ini sangat baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah panas.
c. Kalsium Nitrat
Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat
cepat larut didalam air, dan sebagai sumber kalsium yang sangat baik karena
mengandung 19% kalsium Ca. sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.
d. Urea (CO(NH2)2)
Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N). Karena
kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis. Urea sangat
mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia.
2. Pupuk Sumber Fosfor
a. SP36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.pupuk ini
terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu.
Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu
digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis
dan bersifat membakar.
b. Amonium Phospat
Monoamonium Phospat (MAP) memiliki analisis 11.52.0.
Diamonium Phospat memiliki (DAP) analisis 16.48.0 atau 18.46.0. pupuk ini
umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (styarter
fertillizer). Bentuknya berupa butiran berwarna cokelat kekuningan. Reaksinya
termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak
higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar
karena indeks garamnya rendah.
3. Pupuk Sumber Kalium
a. Kalium Chlorida (KCl)
Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan
bersifat higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang
membutuhkannya, misalnya kentang, wortel dan tembakau.
b. Kalium Sulfat (K2SO4)
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya
sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih yang larut didalam air, sifatnya
agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam.
Tanaman yang peka terhadap keracunan unsur Cl, seperti tembakau disarankan
untuk menggunakan pupuk ini.
c. Kalium Nitrat (KNO3
Mengandung 13% N dan 44% K2O. berbentuk butiran
berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.
4. Pupuk Sumber Unsur Hara Sekunder
a. Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal
sebagai bahan untuk menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg
(19%) yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat
ditentukan oleh ukuran butiran. Semakin halus butirannya akan semakin baik
kualitasnya.
b. Kapur Kalsit
Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai
kapur pertanian yang berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus.
Pupuk ini mengandung 90-99% Ca. Bersifat lebih cepat larut dalam air.
c. Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)
Berbentuk butiran berwarna kuning. Mengandung 30% K2O,
12% S, dan 12% MgO. Sifatnya agak sukar larut dalam air. Selain untuk
memperbaiki defisiensi Mg, pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki
kejenuhan basa pada tanah asam.
d. Kapur Gypsum
Berbentuk bubuk dan berwarna putih. Mengandung 39% Ca,
53% S dan sedikit Mg. Ditebarkan dalam sekali aplikasi. Jika terkena air,
gypsum yang ditebarkan akan menggumpal dan mengeras seperti tanah liat (cake).
Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah yang terganggu karena kadar garam
yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai. Aplikasi gypsum tidak banyak
berpengaruh pada perubahan pH tanah.
e. Bubuk Belerang (Elemental Sulfur)
Umumnya, sulfor disuplai dalam bentuk sulfat yang terdapat
pada berbagai jenis pupuk. Kandungan sulfat tersebut tidak berpengaruh dalam
penurunan pH tanah. Selain terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang
adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 909%. Namun,
bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi sulfur,
tetapi tidak lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. Penggunaannya
tidak boleh melebihi 25 gram/m2, karena bubuk sulfur dapat mengakibatkan gejala
terbakarnya daun tanaman (burning effect).
5. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro
Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di
Indonesia. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan
teh di beberapa daerah di Jawa sudah memulai membutuhkan tambahan Zn dari
pupuk.
Pupuk sebagai unsur hara mikro tersedia dalam dua
bentuk, yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintesis. Kedua bentuk
ini mudah larut dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam organik
adalah Cu, Fe, Zn dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai
sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan
sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau amonium molibdat.
Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen
pengikat unsur logam yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik
yang dapat mengikat ion logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur
hara mikro yang tersedia dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn.
Selain disediakan oleh kedua jenis pupuk diatas, unsur
hara mikro juga disediakan oleh pupuk majemuk yang beredar di pasaran. Pupuk
slow release dan pupuk daun biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih unsur
mikro.
a. Pupuk Majemuk
Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas.
Berbagai merk, kualitas dan analisis telah tersedia di pasaran.kendati harganya
relatif lebih mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih
lengkap. Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besaran butiran yang seragam
dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat
menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk bereaksi asam, kecuali yang telah
mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.
Variasi analisis pupuk mejemuk sangat banyak. Meskipun
demikian, perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK
15.15.15 dan NPK 16.16.16. Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15, 16.16.16,
dan 20.20.20 menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk
majemuk dengan variasi analisis seperti ini antara lain untuk mempercepat
perkembangan bibit; sebagai pupuk pada awal peneneman; dan sebagai puk susulan
saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga.
Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan
beberapa faktor, antara lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur
hara mikro dan harga perkilogramnya.contoh cara mempertimbangkan pemilihan
pupuk majemuk, variasi analisis pupuk NPK 20.20.20 memiliki kandungan hara yang
lebih tinggi daripada NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sehingga
mudah sekali menggumpal. Karena itu, variasi analisis pupuk ini sebaiknya tidak
dipilih karena bagian yang menggumpal tidak dapat digunakan.
b. Pupuk Daun
Daun memiliki mulut yang dukenal dengan nama stomata.
Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi
untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai
daun. Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman
tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas,
stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam
jaringan daun. Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun
juga masuk ke dalam jaringan daun.
Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun
identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun
sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pemilihan
analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang
sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan
kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya
adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan
tanaman dan peningkatan hasil panen.
Pupuk daun berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya
dianggap baik jika mudah larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena
mudah larut dalam air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya
tidak dapat disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.
Kentungan menggunakan pupuk daun antara lain respon
terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain
itu, tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan
aplikasinya dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah
konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun
dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan kedalam satuan volume
air. Penentuan volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat
semprot. Angka konsentrasi ini sering dicantumkan p[ada kemasan pupuk. Jika
konsentrasi pupuk yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun
akan terbakar.
Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi
atau pada sore hari karena bertepatan pada saat membukanya stomata.
Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat
stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua
jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi
efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada
saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke
daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang
beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu
dan Zn.
c. Pupuk Organik
Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk
organik jauh lebih kecil daripada yang sempat di dalam pupuk buatan. Cara
aplikasinya juga lebih sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang
lebih besar daripada pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih
banyak. Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya
belum tergantikan oleh pupuk buatan. Berikut ini beberapa manfaat dari pupuk
organik.
Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun
dalam jumlah yang jauh lebih kecil.
Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat
sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan
meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan
kapasitas tukar kation tanah.
Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas
mikroorganisme tanah.
Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat
membantu meningkatkan pH tanah.
Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah
dan air.
Jenis pupuk organik yang banyak dikenal sebagai berikut
- Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari
kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak,
kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk kandang.
Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara
yang lebih besar daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat
pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara
pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum
digunakan, pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian
kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio.
Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas
dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya
berlangsung cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk dingin terjadi sebaliknya,
C/N yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak
menimbulkan panas.
Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara
fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup
kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah
C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya
relatif stabil.
- Kompos
Kompos adalah kasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan
oleh besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio).
Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos
belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan
terurai atau membusuk lebih lama dibanding dengan C/N rasio rendah. Kualitas
kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.
Bahan kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung
dan serbuk gergaji memiliki C/N rasio antara 50-100. daun segar memiliki C/N
rasio sekitar 10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga
12-15. sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan
mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu disarankan
untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum terurai sempurna
terpaksa digunakan.
Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi.
Tergantung dari jenis bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos.
Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut.
- Nitrogen 0,1 – 0,6%
- Fosfor 0,1 – 0,4%
- Kalium 0,8 – 1,5%
- Kalsium 0,8 – 1,5%
Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat
kehitaman, agak lembab, gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi.
Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara.
- Mikroba Penyubur Tanah
Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah berhasil memperbanyak
mikroba tanah yang bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang
telah dikemas ini kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan
memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.
Jenis bakteri dan jamur yang biasa digunakan
diantaranya Rhizobium, Lactobacillus, Streptomyces, Micoriza, dan Aspergillus.
Jenis dan fungsi mikroba sangat beragam, cara penggunaanpun berbeda-beda.
Karena itu sebaiknya baca petunjuk pada label atau brosur dengan seksamasebelum
menggunakannya.
Mikroba juga membutuhkan waktu untuk berkembang biak
sehingga hasil aplikasi mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada
tanaman. Jumlah mikroba yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan
berkurang karena faktor cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara
rutin setiap dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan
yang biasa dipakai untuk menyemprot pestisida, karena pestisida akan mematikan
mikroba. Selain itu, tidak disarankan menyemprotkan pestisida terutama
fungisida pada tanah yang telah diaplikasi mikroba.
C. Cara Aplikasi
1. Cara Aplikasi Pupuk Kimia
a. Larikan
Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman
sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup
kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada
jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan
jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat
langsung ditempatkan di atas tanah.
Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan
tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena
menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua
harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya
cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan
cepat dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara larikan.
b. Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah
penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur
dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata
sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar
pupuk urea karena sangat mudah menguap.
c. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat
penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam
yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan
pupuk jenis SP36, pupuk organik, atau pupuk slow release.
d. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping
tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian
setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari
penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris
tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara
ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.
e. Fertigasi
Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman
melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang
pengairannya menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada
pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery
tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan
pupuk oleh akar dapat lebih tinggi.
Pada pertanian intensif pemupukan sering dilakukan
berkali-kali sehingga beberapa cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam
satu musim tanam.
2. Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi,
atau tanah sangat padat yang mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi
pupuk organik dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam.
Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua
perlakuan tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian
pupuk kimia menjadi lebih efisien.
Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar
seringkali menyulitkan proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan
pupuk organik yang dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik
dalam bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan
menjadi lebih kecil. Pupuk organik seperti ini diantaranya dipasarkan dengan
merk dagang Ostindo, OCF, dan Green Pride.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi
pupuk organik adalah sebagai berikut.
- penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan
pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik
dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.
- Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi
sering lebih baik dari pada dosis banyak yang diberikan sekaligus.
- Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis
sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu
sebelum bibit ditanam.
- Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara
kompos dan tanah yang ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk
kandang dan tanah yang ideal adalah 1:3.
- Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum
terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian
pupuk organik dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan
untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses
penguraian pupuk organik berlangsung.
Bahan
organik tanah merupakan sisa jaringan tanaman dan hewan yang telah mengalami
dekomposisi. Peran bahan organik terhadap kesuburan tanah sangat besar, selain
itu juga akan menentukan produktivitas
tanah. Peran bahan organik tidak hanya berperan dalam penyediaan hara tanaman
saja, namun juga penting untuk perbaikan
sifat fisik, biologi dan sifat kimia tanah lainnya seperti terhadap pH tanah,
kapasiatas pertukaran kation dan anion tanah, daya sangga tanah dan netralisasi
unsur meracun.
Berkaitan
dengan kesuburan fisika tanah, bahan organik tanah merupakan salah satu bahan
pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar
partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik
penting dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik
terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang
diperlakukan. Bahan organik berperan dalam memperbaiki struktur tanah melaui
agregasi dan aerasi tanah, memperbaiki kapasitas menahan air, mempermudah
pengolahan tanah dan meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi.
Pengaruh
bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah, Pengaruh bahan organik terhadap
kesuburan kimia tanah antara lain terhadap kapasitas pertukaran kation,
kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan terhadap keharaan
tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan muatan negative sehingga akan
meningkatkan kapasitas pertukaran kation. Bahan organik memberikan konstribusi
yang nyata terhadap KPK tanah.
Pengaruh terhadap biologi tanah, bahan organik
merupakan sumber energi bagi makro dan mikro organisme tanah. Penambahan bahan
organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam
tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan
mineralisasi bahan organik. Bahan organik berperan meningkatkan aktivitas
mikrobia dalam tanah dan dari hasil aktivitas mikrobia pula akan terlepas
berbagai zat pengatur tumbuh dan vitamin yang akan berdampak positip bagi
pertumbuhan tanaman.
Bahan
organik merupakan limbah tumbuhan, hewan, dan manusia. Limbah tumbuhan yang ada
di lapangan adalah jerami padi, sisa tanaman jagung, kedelai, kacang tanah,
sayuran, gulma, kakao, dan kelapa sawit, tanaman peneduh seperti gamal,
lamtoro, dan kaliandra. Limbah hewan berupa ternak kotoran sapi, ayam, kambing,
kerbau, dan kuda. Bahan organik tanah merupakan sisa jaringan tanaman dan hewan
yang telah mengalami dekomposisi, baik sebagian maupun seluruhnya, biomasa
mikroorganisme, bahan organik tanah terlarut di dalam air, dan bahan organik
yang stabil atau humus.
Bahan
organik di samping berpengaruh terhadap pasokan hara tanah juga tidak kalah
pentingnya terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah lainnya. Syarat tanah
sebagai media tumbuh dibutuhkan kondisi fisik dan kimia yang baik. Keadaan
fisik tanah yang baik apabila dapat menjamin pertumbuhan akar tanaman dan mampu
sebagai tempat aerasi dan lengas tanah, yang semuanya berkaitan dengan peran
bahan organik. Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah
meliputi : struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak
kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi.
Bahan
organik berperan penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman. Peran bahan organik adalah meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki
struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah memegang air, meningkatkan
pori-pori tanah, dan memperbaiki media perkembangan mikroba tanah. Tanah
berkadar bahan organik rendah berarti kemampuan tanah mendukung produktivitas
tanaman rendah.
Hasil
dekomposisi bahan organik berupa hara makro (N, P, dan K), makro sekunder (Ca,
Mg, dan S) serta hara mikro yang dapat meningkatkan kesuburan tanaman. Hasil
dekomposisi juga dapat berupa asam organik yang dapat meningkatkan ketersediaan
hara bagi tanaman. Dalam jangka panjang pemberian bahan organik dapat
meningkatkan pH tanah, hara P, KTK tanah dan hasil tanaman, serta dapat
menurunkan kadar Al, Fe, dan Mn.
Bahan
organik yang tersedia di lapang dapat digunakan secara langsung di lapangan
atau dibuat kompos terlebih dahulu. Bahan organik sisa hasil panen seluruhnya
dapat dikembalikan sebagai bahan organik. Pengembalian jerami 5 t/ha setiap
musim tanam, setelah musim kedua dan seterusnya dapat menggantikan semua pupuk
KCl. Pemberian kompos 5 t/ha meningkatkan kandungan air tanah pada tanah subur.
Bahan organik sisa hasil panen
yang belum terdekomposisi diberikan pada saat pengolahan tanah pertama.
Diharapkan pada saat tanam sudah terdekomposisi. Jika diberikan pada saat tanam
akan terjadi persaingan hara antara tanaman dan mikroorganisme perombak,
sehingga tanaman kelihatan kuning. Bahan organik terdekomposisi, seperti kompos
dan pupuk kandang dapat diberikan seminggu sebelum tanam. Jerami padi yang
telah melapuk dapat diberikan diantara tanaman dalam barisan tanaman padi saat
fase pembentukan anakan cepat.
A. Peran Bahan Organik
Terhadap Kesuburan Fisika Tanah
Bahan
organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang
mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu
menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan
struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur tanah sangat
berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan. Pada tanah lempung yang
berat, terjadi perubahan struktur gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang
lebih halus tidak kasar, dengan derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga
lebih mudah untuk diolah. Komponen organik seperti asam humat dan asam fulvat
dalam hal ini berperan sebagai sementasi pertikel lempung dengan membentuk
komplek lempung-logam-humus (Stevenson, 1982).
Pada tanah
pasiran bahan organik dapat diharapkan merubah struktur tanah dari berbutir
tunggal menjadi bentuk gumpal, sehingga meningkatkan derajat struktur dan
ukuran agregat atau meningkatkan kelas struktur dari halus menjadi sedang atau
kasar. Bahkan bahan organik dapat mengubah tanah yang semula tidak berstruktur
(pejal) dapat membentuk struktur yang baik atau remah, dengan derajat struktur
yang sedang hingga kuat (Scholes et al., 1994).
Mekanisme
pembentukan egregat tanah oleh adanya peran bahan organik ini dapat digolongan
dalam empat bentuk:
1. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah
baik jamur dan actinomycetes. Melalui pengikatan secara fisik butir-bitir
primer oleh miselia jamur dan actinomycetes, maka akan terbentuk agregat
walaupun tanpa adanya fraksi lempung;
2. Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara
bagian–bagian positip dalam butir lempung dengan gugus negatif (karboksil)
senyawa organik yang berantai panjang (polimer);
3. Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian –
bagian negative dalam lempung dengan gugusan negatif (karboksil) senyawa
organik berantai panjang dengan perantaraan basa-basa Ca, Mg, Fe dan ikatan
hidrogen;
4. Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara
bagian-bagian negative dalam lempung dengan gugus positif (gugus amina, amida,
dan amino) senyawa organik berantai panjang (polimer).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa asam humat lebih bertanggung jawab pada pembentukkan agregat di regosol,
yang ditunjukkan oleh meningkatnya kemantapan agregat tanah (Pertoyo, 1999).
Kandungan
bahan organik yang cukup di dalam tanah dapat memperbaiki kondisi tanah agar
tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan dalam pengolahan tanah. Berkaitan
dengan pengolahan tanah, penambahan bahan organik akan meningkatkan
kemampuannya untuk diolah pada lengas yang rendah. Di samping itu, penambahan
bahan organik akan memperluas kisaran kadar lengas untuk dapat diolah dengan
alat-alat dengan baik, tanpa banyak mengeluarkan energi akibat perubahan
kelekatan tanah terhadap alat.
Pada tanah
yang bertekstur halus (lempungan), pada saat basah mempunyai kelekatan dan
keliatan yang tinggi, sehingga sukar diolah (tanah berat), dengan tambahan
bahan organik dapat meringankan pengolahan tanah. Pada tanah ini sering terjadi
retak-retak yang berbahaya bagi perkembangan akar, maka dengan tambahan bahan
organik kemudahan retak akan berkurang. Pada tanah pasiran yang semula tidak
lekat, tidak liat,pada saat basah, dan gembur pada saat lembab dan kering,
dengan tambahan bahan organik dapat menjadi agak lekat dan liat serta sedikit
teguh, sehingga mudah diolah.
Pengaruh
bahan organik terhadap sifat fisika tanah yang lain adalah terhadap peningkatan
porositas tanah. Porositas tanah adalah ukuran yang menunjukkan bagian tanah
yang tidak terisi bahan padat tanah yang terisi oleh udara dan air. Pori pori
tanah dapat dibedakan menjadi pori mikro, pori meso dan pori makro. Pori-pori
mikro sering dikenal sebagai pori kapiler, pori meso dikenal sebagai pori
drainase lambat, dan pori makro merupakan pori drainase cepat.
Tanah pasir
yang banyak mengandung pori makro sulit menahan air, sedang tanah lempung yang
banyak mengandung pori mikro drainasenya jelek. Pori dalam tanah menentukan
kandungan air dan udara dalam tanah serta menentukan perbandingan tata udara
dan tata air yang baik. Penambahan bahan organik pada tanah kasar (berpasir),
akan meningkatkan pori yang berukuran menengah dan menurunkan pori makro.
Dengan demikian akan meningkatkan kemampuan menahan air.
Pada tanah halus lempungan, pemberian bahan
organik akan meningkatkan pori meso dan menurunkan pori mikro. Dengan demikian
akan meningkatkan pori yang dapat terisi udara dan menurunkan pori yang terisi
air, artinya akan terjadi perbaikan aerasi untuk tanah lempung berat. Terbukti
penambahan bahan organik akan meningkatkan pori total tanah dan akan menurunkan
berat volume tanah. Aerasi tanah sering terkait dengan pernafasan
mikroorganisme dalam tanah dan akar tanaman, karena aerasi terkait dengan O2
dalam tanah. Dengan demikian aerasi tanah akan mempengaruhi populasi mikrobia
dalam tanah.
Pengaruh
bahan organik terhadap peningkatan porositas tanah di samping berkaitan dengan
aerasi tanah, juga berkaitan dengan status kadar air dalam tanah. Penambahan
bahan organik akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan
menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat. Kadar air yang
optimal bagi tanaman dan kehidupan mikroorganisme adalah sekitar kapasitas
lapang . Penambahan bahan organik di tanah pasiran akan meningkatkan kadar air
pada kapasitas lapang, akibat dari meningkatnya pori yang berukuran menengah
dan menurunnya pori makro, sehingga daya menahan air meningkat, dan berdampak
pada peningkatan ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman. Pada tanah
berlempung dengan penambahan bahan organik akan meningkatkan infiltrasi tanah
akibat dari meningkatnya pori meso tanah dan menurunnya pori mikro.
Peran bahan organik yang lain,
yang mempunyai arti praktis penting terutama pada lahan kering berlereng,
adalah dampaknya terhadap penurunan laju erosi tanah. Hal ini dapat terjadi
karena akibat dari perbaikan struktur tanah yaitu dengan semakin mantapnya
agregat tanah, sehingga menyebabkan ketahanan tanah terhadap pukulan air hujan
meningkat. Di samping itu, dengan meningkatnya kapasitas infiltrasi air akan
berdampak pada aliran permukaan dapat diperkecil. sehingga erosi dapat berkurang.
B. Peranan Bahan Organik
Terhadap Kesuburan Kimia Tanah
Pengaruh
bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain terhadap kapasitas
pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan
terhadap keharaan tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan muatan
negative sehingga akan meningkatkan kapasitas pertukaran kation. Bahan organik
memberikan konstribusi yang nyata terhadap KPK tanah. Sekitar 20 – 70 %
kapasitas pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus, sehingga
terdapat korelasi antara bahan organik dengan KPK tanah.
Kapasitas
pertukaran kation menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan kation-kation dan
mempertukarkan kation-kation tersebut termasuk kation hara tanaman. Kapasitas
pertukaran kation penting untuk kesuburan tanah. Humus dalam tanah sebagai hasil
proses dekomposisi bahan organik merupakan sumber muatan negatif tanah,
sehingga humus dianggap mempunyai susunan koloid seperti lempung, namun humus
tidak semantap koloid lempung, dia bersifat dinamik, mudah dihancurkan dan
dibentuk. Sumber utama muatan negatif humus sebagian besar berasal dari gugus
karboksil dan fenolik.
Muatan
koloid humus bersifat berubah-ubah tergantung dari nilai pH larutan tanah. Dalam suasana sangat masam, hidrogen akan
terikat kuat pada gugus aktifnya yang menyebabkan gugus aktif berubah menjadi
bermuatan positip, sehingga koloid koloid yang bermuatan negatif menjadi
rendah, akibatnya KPK turun. Sebaliknya dalam suasana alkali larutan tanah
banyak OH-, akibatnya terjadi pelepasan H+ dari gugus
organik dan terjadi peningkatan muatan negative, sehingga KPK meningkat.
Fraksi
organik dalam tanah berpotensi dapat berperan untuk menurunkan kandungan
pestisida secara nonbiologis, yaitu dengan cara mengadsorbsi pestisida dalam
tanah. Tiga faktor yang menentukan adsorbsi pestisida dengan bahan organik :
1.
karakteristik fisika-kimia adsorbenya (koloid humus),
2.
sifat pestisidanya, dan
3.
Sifat tanahnya, yang meliputi kandungan bahan organik, kandungan dan jenis
lempungnya, pH, kandungan kation tertukarnya, lengas, dan temperatur tanahnya.
Pengaruh
penambahan bahan organik terhadap pH tanah dapat meningkatkan atau menurunkan
tergantung oleh tingkat kematangan bahan organik yang kita tambahkan dan jenis
tanahnya. Penambahan bahan organik yang belum masak atau bahan organik yang masih
mengalami proses dekomposisi, biasanya akan menyebabkan penurunan pH tanah,
karena selama proses dekomposisi akan melepaskan asam-asam organik yang
menyebabkan menurunnya pH tanah. Namun apabila diberikan pada tanah yang masam
dengan kandungan Al tertukar tinggi, akan menyebabkan peningkatan pH tanah,
karena asam-asam organik hasil dekomposisi akan mengikat Al membentuk senyawa
komplek, sehingga Al- tidak terhidrolisis lagi. Penambahan bahan
organik pada tanah masam, antara lain inseptisol, ultisol dan andisol mampu
meningkatkan pH tanah dan mampu menurunkan Al tertukar tanah (Suntoro, 2001;
Cahyani., 1996; dan Dewi, 1996). Peningkatan pH tanah juga akan terjadi apabila
bahan organik yang kita tambahkan telah terdekomposisi lanjut, karena bahan
organik yang telah termineralisasi akan melepaskan mineralnya, berupa
kation-kation basa.
Peran bahan
organik terhadap ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas dengan proses
mineralisasi yang merupakan tahap akhir dari proses perombakan bahan organik.
Dalam proses mineralisasi akan dilepas mineral-mineral hara tanaman dengan
lengkap dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil. Hara N, P dan S merupakan
hara yang relatif lebih banyak untuk dilepas dan dapat digunakan tanaman. Bahan
organik sumber nitrogen pertama-tama akan mengalami peruraian menjadi asam-asam
amino yang dikenal dengan proses aminisasi, yang selanjutnya oleh sejumlah
besar mikrobia heterotrofik mengurai menjadi amonium yang dikenal sebagai
proses amonifikasi.
Pengaruh
bahan organik terhadap ketersediaan P dapat secara langsung melalui proses
mineralisasi atau secara tidak langsung dengan membantu pelepasan P yang
terfiksasi. Stevenson (1982) menjelaskan ketersediaan P di dalam tanah dapat
ditingkatkan dengan penambahan bahan organik melalui 5 aksi seperti tersebut di
bawah ini:
1.
Melalui proses mineralisasi bahan organik terjadi pelepasan P mineral (PO4 3-);
2.
Melalui aksi dari asam organik atau senyawa pengkelat yang lain hasil
dekomposisi, terjadi pelepasan fosfat yang berikatan dengan Al dan Fe yang
tidak larut menjadi bentuk terlarut, Al (Fe)(H2O)3 (OH)2
H2 PO4 + Khelat ===> PO4 2-
(larut) + Kompleks AL-Fe- Khelat (Stevenson, 1982).
3.
Bahan organik akan mengurangi jerapan fosfat karena asam humat dan asam
fulvat berfungsi melindungi sesquioksida dengan memblokir situs pertukaran;
4.
Penambahan bahan organik mampu mengaktifkan proses penguraian bahan organik
asli tanah;
5.
Membentuk kompleks fosfo-humat dan fosfo-fulvat yang dapat ditukar dan
lebih tersedia bagi tanaman, sebab fosfat yang dijerap pada bahan organik
secara lemah.
Untuk
tanah-tanah berkapur yang banyak mengandung Ca dan M fosfat tinggi, karena
dengan terbentuk asam karbonat akibat dari pelepasan CO2 dalam
proses dekomposisi bahan organik, mengakibatkan kelarutan P menjadi lebih
meningkat, dengan reaksi sebagai berikut :
CO2
+ H2O ====== > H2CO3
H2CO3
+ Ca3(PO4)2 ====== > CaCO3
+ H2PO4–
Asam-asam
organik hasil proses dekomposisi bahan organik juga dapat berperan sebagai
bahan pelarut batuan fosfat, sehingga fosfat terlepas dan tersedia bagi
tanaman.
Hasil proses
penguraian dan mineralisasi bahan organik, di samping akan melepaskan fosfor
anorganik (PO4 3-) juga akan melepaskan senyawa-senyawa
P-organik seperti fitine dan asam nucleic, dan diduga senyawa P-organik ini,
tanaman dapat memanfaatkannya. Proses mineralisasi bahan organik akan
berlangsung jika kandungan P bahan organik tinggi, yang sering dinyatakan dalam
nisbah C/P. Jika kandungan P bahan tinggi, atau nisbah C/P rendah kurang dari
200, akan terjadi mineralisasi atau pelepasan P ke dalam tanah, namun jika
nisbah C/P tinggi lebih dari 300 justru akan terjadi imobilisasi P atau
kehilangan P (Stevenson, 1982).
Bahan organik di samping
berperan terhadap ketersediaan N dan P, juga berperan terhadap ketersediaan S
dalam tanah. Mineralisasi bahan organik akan menghasilkan sulfida yang berasal
dari senyawa protein tanaman. Di dalam tanaman, senyawa sestein dan metionin
merupakan asam amino penting yang mengandung sulfur penyusun protein. Protein
tanaman mudah sekali dirombak oleh jasad mikro. Belerang hasil mineralisasi bahan organik, bersama
dengan N, sebagian S diubah menjadi mantap selama pembentukan humus. Di dalam
bentuk mantap ini, S akan dapat terlindung dari pembebasan cepat. Seperti
halnya pada N dan P, proses mineralisasi atau imobilisasi S ditentukan oleh
nisbah C/S bahan organiknya. Jika nisbah C/S bahan tanaman rendah yaitu kurang
dari 200, maka akan terjadi mineralisasi atau pelepasan S ke dalam tanah,
sedang jika nisbah C/S bahan tinggi yaitu lebih dari 400, maka justru akan
terjadi imobilisasi atau kehilangan S (Stevenson, 1982).
C. Peranan Bahan Organik
Terhadap Biologi Tanah
Bahan
organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro organisme tanah.
Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi
mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas
dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Beberapa mikroorganisme yang
beperan dalam dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes.
Di samping mikroorganisme tanah, organisme tanah juga berperan dalam dekomposi
bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa, nematoda, collembola,
dan cacing tanah. Organisme tanah ini berperan dalam proses humifikasi dan
mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan struktur tanah. Mikro organisme tanah ini saling berinteraksi
dengan kebutuhannya akan bahan organik, kerena bahan organik menyediakan energi
untuk tumbuh dan bahan organik memberikan karbon sebagai sumber energi.
Pengaruh positip yang lain dari penambahan bahan organik adalah
pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman. Terdapat senyawa yang mempunyai pengaruh
terhadap aktivitas biologis yang ditemukan di dalam tanah adalah senyawa
perangsang tumbuh, dan vitamin. Senyawa-senyawa ini di dalam tanah berasal dari
pupuk kandang, kompos, sisa tanaman dan juga berasal dari hasil aktivitas
mikrobia dalam tanah. Di samping itu, diindikasikan asam organik dengan berat
molekul rendah, terutama bikarbonat hasil dekomposisi bahan organik, dalam
konsentrasi rendah dapat mempunyai sifat seperti senyawa perangsang tumbuh,
sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan tanaman.
Peranan
Bahan Organik Terhadap Kesuburan Kimia Tanah
Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain terhadap
kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan
terhadap keharaan tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan muatan negatif
sehingga akan meningkatkan kapasitas pertukaran kation (KPK). Bahan organik
memberikan konstribusi yang nyata terhadap KPK tanah. Sekitar 20 – 70 % kapasitas
pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus (contoh: Molisol),
sehingga terdapat korelasi antara bahan organik dengan KPK tanah (Stevenson, 1982).
Kapasitas pertukaran kation (KPK) menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan
kation-kation dan mempertukarkan kation-kation tersebut termasuk kation hara tanaman.
Kapasitas pertukaran kation penting untuk kesuburan tanah. Humus dalam tanah sebagai
hasil proses dekomposisi bahan organik merupakan sumber muatan negatif tanah,
sehingga humus dianggap mempunyai susunan koloid seperti lempung, namun humus
tidak semantap koloid lempung, dia bersifat dinamik, mudah dihancurkan dan dibentuk.
Sumber utama muatan negatif humus sebagian besar berasal dari gugus karboksil (-COOH) dan fenolik (-OH)nya (Brady, 1990). Dilaporkan bahwa penambahan jerami 10 t
ha –1 pada Ultisol mampu meningkatkan 15,18 % KPK tanah dari 17,44 menjadi 20,08
cmol (+) kg –1 (Cahyani, 1996).
Muatan koloid humus bersifat berubah-ubah tergantung dari nilai pH larutan
tanah. Dalam suasana sangat masam (pH rendah), hidrogen akan terikat kuat pada gugus
aktifnya yang menyebabkan gugus aktif berubah menjadi bermuatan positip (-COOH2+ dan -OH2+), sehingga koloid koloid yang bermuatan negatif menjadi rendah, akibatnya
KPK turun. Sebaliknya dalam suasana alkali (pH tinggi) larutan tanah banyak OH-,
akibatnya terjadi pelepasan H+ dari gugus organik dan terjadi peningkatan muatan negatif
(-COO-, dan –O-), sehingga KPK meningkat (Parfit, 1980). Dilaporkan bahwa
penggunaan bahan organik (kompos) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap
karakteristik muatan tanah masam (Ultisol) dibanding dengan pengapuran (Sufardi et al.,1999).
Fraksi organik dalam tanah berpotensi dapat berperan untuk menurunkan
kandungan pestisida secara nonbiologis, yaitu dengan cara mengadsorbsi pestisida dalam tanah. Mekanisme ikatan pestisida dengan bahan organik tanah dapat melalui: pertukaran
ion, protonisasi, ikatan hidrogen, gaya vander Waal’s dan ikatan koordinasi dengan ion
logam (pertukaran ligan). Tiga faktor yang menentukan adsorbsi pestisida dengan bahan
organik : (1) karakteristik fisika-kimia adsorbenya (koloid humus), (2) sifat pestisidanya,
dan (3) Sifat tanahnya, yang meliputi kandungan bahan organik, kandungan dan jenis
lempungnya, pH, kandungan kation tertukarnya, lengas, dan temperatur tanahnya
(Stevenson, 1982).
Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain terhadap
kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan
terhadap keharaan tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan muatan negatif
sehingga akan meningkatkan kapasitas pertukaran kation (KPK). Bahan organik
memberikan konstribusi yang nyata terhadap KPK tanah. Sekitar 20 – 70 % kapasitas
pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus (contoh: Molisol),
sehingga terdapat korelasi antara bahan organik dengan KPK tanah (Stevenson, 1982).
Kapasitas pertukaran kation (KPK) menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan
kation-kation dan mempertukarkan kation-kation tersebut termasuk kation hara tanaman.
Kapasitas pertukaran kation penting untuk kesuburan tanah. Humus dalam tanah sebagai
hasil proses dekomposisi bahan organik merupakan sumber muatan negatif tanah,
sehingga humus dianggap mempunyai susunan koloid seperti lempung, namun humus
tidak semantap koloid lempung, dia bersifat dinamik, mudah dihancurkan dan dibentuk.
Sumber utama muatan negatif humus sebagian besar berasal dari gugus karboksil (-COOH) dan fenolik (-OH)nya (Brady, 1990). Dilaporkan bahwa penambahan jerami 10 t
ha –1 pada Ultisol mampu meningkatkan 15,18 % KPK tanah dari 17,44 menjadi 20,08
cmol (+) kg –1 (Cahyani, 1996).
Muatan koloid humus bersifat berubah-ubah tergantung dari nilai pH larutan
tanah. Dalam suasana sangat masam (pH rendah), hidrogen akan terikat kuat pada gugus
aktifnya yang menyebabkan gugus aktif berubah menjadi bermuatan positip (-COOH2+ dan -OH2+), sehingga koloid koloid yang bermuatan negatif menjadi rendah, akibatnya
KPK turun. Sebaliknya dalam suasana alkali (pH tinggi) larutan tanah banyak OH-,
akibatnya terjadi pelepasan H+ dari gugus organik dan terjadi peningkatan muatan negatif
(-COO-, dan –O-), sehingga KPK meningkat (Parfit, 1980). Dilaporkan bahwa
penggunaan bahan organik (kompos) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap
karakteristik muatan tanah masam (Ultisol) dibanding dengan pengapuran (Sufardi et al.,1999).
Fraksi organik dalam tanah berpotensi dapat berperan untuk menurunkan
kandungan pestisida secara nonbiologis, yaitu dengan cara mengadsorbsi pestisida dalam tanah. Mekanisme ikatan pestisida dengan bahan organik tanah dapat melalui: pertukaran
ion, protonisasi, ikatan hidrogen, gaya vander Waal’s dan ikatan koordinasi dengan ion
logam (pertukaran ligan). Tiga faktor yang menentukan adsorbsi pestisida dengan bahan
organik : (1) karakteristik fisika-kimia adsorbenya (koloid humus), (2) sifat pestisidanya,
dan (3) Sifat tanahnya, yang meliputi kandungan bahan organik, kandungan dan jenis
lempungnya, pH, kandungan kation tertukarnya, lengas, dan temperatur tanahnya
(Stevenson, 1982).
Bahan organik berfungsi sebagai penyimpan unsur hara yang secara perlahan
dan akan dilepaskan kedalam larutan tanah dan disediakan bagi tanah. Bahan
organik yang berada di dalam atau di atas permukaan tanah juga akan melindungi
dan membantu mengatur suhu dan kelembaban tanah (Haverkort et al.,1992).
Soemarno dan Sastrahidayat (1991) menyatakan bahwa penambahan bahan organik
ke dalam tanah liat berat dapat memperbaiki drainase, dan pada tanah berpasir
dapat memperbaiki daya simpan air. Bahan organik juga dapat berfungsi sebagai
stabilisator dengan jalan merangsang jasad mikro mampu menghasilkan bahan yang
dapat mengikat partikel-partikel tanah.
Von Uexcull dalam Ginting, (1994) menyatakan bahwa bahan organik memberikan
beberapa keuntungan meliputi pengurangan toksisitas Al dan Mn dengan membentuk
kompleks Al- bahan organik yang tidak beracun, menyediakan dan menambah unsur
hara N, P, K dan S melalui mineralisasi, menurunkan fiksasi P, meningkatkan
kapasitas tukar kation tanah, meningkatkan sifat-sifat fisik tanah termasuk
kapasitas ikat air dan stabilitas agregat, meningkatkan aktivitas
mikroorganisme tanah, mengurangi aliran permukaan dan erosi tanah.
Menurut Thorne dan Thorene (1979) dalam Tejaswarna dan Fagi (1990)
mengemukakan bahwa bahan organik yang diberikan akan meningkatkan nilai
kapasitas tukar kation sehingga dari peningkatan nilai KTK yang akan semakin
memudahkan tanaman dalam menyerap unsur hara. Sedangkan peningkatan N-total di
dalam tanah akan bertambah melalui proses dekomposisi bahan organik dan juga
berasal dari suplai N melalui pemupukan N, P, K yang berada dalam bentuk
tersedia.
Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan
bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat
tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik
merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan
agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah
yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat
menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal
atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat
sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi
tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah
akibat terbentuknya agregat (www.karieeen.wordpress.com. 2007)
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan
organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah
dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Peranan
bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian
besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah
(www.karieeen.wordpress.com. 2007).
ABSTRAK
Tanaman pakan ternak biasa digunakan sebagai penutup tanah
dalam budidaya
tanaman perkebunan yang berbentuk pohon dan berumur panjang.
Tanaman penutup
tanah yang lazim digunakan adalah jenis kacangan yang tumbuh
merambat
dipermukaan tanah. Jenis yang dipilih harus memenuhi dua
persyaratan utama yaitu
mampu menutupi pemukaan tanah dalam waktu singkat dan tidak
mengganggu
pertumbuhan tanaman utama. Tanaman penutup tanah mempunyai
peranan penting
dalam sistem budidaya tanaman perkebunan, yaitu dalam
mencegah erosi, memperbaiki
sifat fisik dan kimia tanah, menyediakan bahan organik dan
hara bagi tanaman utama.
Keberadaan tanaman penutup tanah diperkebunan memungkinkan
pembudidayaan
tanaman perkebunan dan ternak secara terpadu. Usahatani
terpadu ini tidak hanya
positif untuk meningkatkan produktivitas per satuan areal
lahan, tapi juga berguna
dalam mendukung system usaha tani yang efisien, lestari,
ramah lingkungan, dan
berkelanjutan.
Kata Kunci : Tanaman Pakan Ternak,
Konservasi, Tanaman Penutup Tanah
Siapa yang
tidak tau dengan humus?? Humus merupakan tanah yang sangat subur terbentuk dari
lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Humus dikenal
sebagai sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami perombakan oleh organisme
dalam tanah, berada dalam keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman. Secara kimia,
humus didefinisikan sebagai suatu kompleks organik makromolekular yang
mengandung banyak kandungan...
Tanah
aluvial terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah. Tanah
aluvial memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian karena
banyak mengandung mineral-mineral yang didapat sepanjang aliran sungai sebelum
diendapkan.Tanah Aluvial hanya terdapat pada lahan yang sering atau baru saja
mengalami banjir. Hal yang mencirikan pada pembentukan aluvial ialah bahwa pada
bagian terbesar bahan kasar...
Sesuai
dengan nama tanahnya, berarti tanah vulkanik merupakan jenis tanah yang berasal
dari material-material gunung berapi. Material-material tersebut lama kelamaan
akan melapuk dan menjadi tanah yang sangat tinggi unsur haranya. Secara
lengkapnya tanah vulkanik merupakan bahan material vulkanik jatuhan yang
disemburkan keudara saat terjadi suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran
besar sampai berukuran halus, yang berukuran...
Tanah gambut
atau sering disebut sebagai tanah organosol merupakan tumpukan bahan organik
yang berasal dari sisa-sisa tanaman yang sudah melapuk, dan terjadi dalam
jangka waktu yang lama dan selalu tergenang (rawa). Penguraian bahan organiknya
dilakukan oleh bakteri aerob dan sangat dipengaruhi oleh sifat vegetasi asal,
iklim, topografi dan sifat kimia. Indonesia memiliki lahan gambut terluas di
antara negara tropis, yaitu...
Tanah Kapur
Tanah kapur atau tanah mediteran merupakan tanah yang terbentuk dari bebatuan
kapur yang sudah melapuk. Tanah kapur tidak memiliki unsur hara sama sekali
sehingga tanah ini tidak subur. Walaupun demikian tanah ini masih bisa
digunakan untuk pertanian yaitu, sebagai media penurun tingkat keasaman tanah
menjadi netral dengan pemakaian yang sesuai. Kapur dalam tanah memiliki
kandungan kalsium dan magnesium tanah....
Tanah
laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara,
namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang
tinggi. Tanah laterit merupakan tanah yang kaya akan seskuioksida dan telah
mengalami pelapukan yang lanjut. Tanah mineral ini miskin akan mineral-mineral
dan mudah lapuk serta kandungan mineral resisten sangat tinggi dan KPK tanah
sangat rendah. Penyebaran tanah ini...
Tanah
podzolik adalah tanah yang terbentuk di daerah yang memiliki curah hujan tinggi
dan suhu udara rendah. Di Indonesia jenis tanah ini terdapat di daerah
pegunungan. Umumnya, tanah ini berada di daerah yang memiliki iklim basah
dengan curah hujan lebih dari 2500 mm per tahun. Di Indonesia, tanah ini
tersebar di daerah-daerah dengan topografi pegunungan, seperti Sumatera Utara
dan Papua Barat. Tanah podzolik memiliki karakteristik...
Tanah pasir
merupakan tanah yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang
memiliki butir kasar dan berkerikil. Kapasitas serap air pada tanah pasir
sangat rendah, ini disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70% partikel
tanah berukuran besar (0,02-2mm). Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan
adanya ruang pori besar diantara butir-butirnya. Kondisi ini menyebabkan tanah
menjadi berstruktur lepas...
Tanah dalam
bahasa Yunani disebut pedon adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral
dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi
karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme....
Tanaman penutup tanah atau yang
lebih dikenal dengan sebutan cover crop adalah tumbuhan atau tanaman yang
khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat
kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman penutup tanah berperan: (1)
menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran
air di atas permukaan tanah, (2) menambah bahan organik tanah melalui batang,
ranting dan daun mati yang jatuh, dan (3) melakukan transpirasi, yang
mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut
menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta
kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga
mengurangi erosi.
Tumbuhan atau tanaman yang sesuai
untuk digunakan sebagai penutup tanah dan digunakan dalam sistem pergiliran
tanaman harus memenuhi syarat-syarat (Osche et al, 1961): (a) mudah
diperbanyak, sebaiknya dengan biji, (b)
mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi
tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak
mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi, (c) tumbuh cepat dan banyak
menghasilkan daun, (d) toleransi terhadap pemangkasan, (e) resisten terhadap
gulma, penyakit dan kekeringan, (f) mampu menekan pertumbuhan gulma, (g) mudah
diberantas jika tanah akan digunakan untuk penanaman tanaman semusim atau
tanaman pokok lainnya, (h) sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan (i)
tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan
sulur-sulur yang membelit.
Cover crop atau tanaman penutup
umumnya adalah tanaman yang berasal dari famili legumineceae (tanaman legume/
kacang-kacangan). Cover crop atau tanaman penutup tanah berperan sebagai
penahan kelembaban tanah di daerah perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit
dan karet. Selain berfungsi menjaga kelembaban tanah di areal sekitar
perkebunan, cover crop juga memiliki peran sebagai penggembur tanah.
Tanaman jenis legume, memiliki akar
yang biasanya bersimbiosis dengan bakteri rhizobium yang dapat mengikat
nitrogen (N) secara langsung dari udara. Selain itu, perakarannya tidak terlalu
dalam dan merupakan akar serabut, sehingga akar tanaman penutup ini dapat membuat
tanah tetap gembur. Dengan adanya tanaman penutup kelembaban tanah dapat
terjaga dengan baik. Tanaman penutup biasanya ditanam secara tumpang sari.
Cover crop/ tanaman penutup dapat
meningkatkan kualitas tanah dengan meningkatkan tingkat bahan organik tanah
melalui input tutupan biomassa tanaman dari waktu ke waktu.
Kualitas tanah dikelola untuk
menghasilkan situasi optimal untuk tanaman berkembang. Faktor utama kualitas
tanah adalah salinasi tanah, pH, keseimbangan mikroorganisme dan pencegahan
kontaminasi tanah.
Fungsi Cover
Crop
Cover Crop atau tanaman penutup
tanah memiliki fungsi dalam pengendalian Air, pengendalian gulma, pengendalian
penyakit, dan pengendalian hama.
d. Tanah kelapa sawitKelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, seperti tanah podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, dan alluvial. Tanah gambut juga dapat di tanami kelapa sawit asalkan ketebalan gambutnya tidak lebih dari satu metter dan sudah tua (saphrik). Sifat tanah yang perlu di perhatikan untuk budi daya kelapa sawit adalah sebagai berikut
Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya.
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m.
Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah.
Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.
Tanaman kakao umumnya dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah
tergantung pada sifat dan fisika tananya untuk mendukung pertumbuhan dan
perkemangan tanaman kakao. Kemasaman tanah (pH), kadar bahan organik, unsur
hara, kapasitas absorbsi dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu
diperhatikan, sedangkan sifat fisik yang meliputi kedalaman efektif, tinggi
permukaan air tanah, drainase, srtuktur dan konsistensi tanah. Selain itu,
ketinggian tempat dan kemiringan lahan berlereng datar sampai dengan <8%,
lereng optimum <2 %, sangat baik untuk pertanaman. Sedangkan untuk
kemiringan yang lebih tinggi penanaman kakao harus menurut garis kontur.
Kemasaman tanah yang ideal untuk tanaman kakao adalah 6-7,5 dan bahan organik
tanah tinggi sangat sesuai untuk tanaman kakao. Tekstur tanah yang baik untuk
tanaman kakao lempung liat berpasir dengan komposisi 30-40% fraksi liat, 50%
pasir dan 10-20% debu. Tanaman kakao menghendaki solum tanah minimal 90 cm
sehingga dapat mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao.
Tanaman kakao tidak menghendaki adanya air yang menggenang
oleh karena itu air adalah unsur yang penting bagi pertanaman. Ketersediaan
air tanah terhadap kondisi drainase, serta bahaya banjir, harus menjadi
perhatian untuk pengelolaan pertanaman kakao. Masalah hidrologi pada
pertanaman kakao lebih berupa teknis pengaturan tata air/drainase yang
berdampak langsung terhadap proses pertumbuhan tanaman, khususnya di
lahan-lahan yang sering atau selalu tergenang.
Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam (±
1,5 m) dan gembur, subur, banyak mengandung humus dan bersifat permeable. Tanah
dapat berasal dari abu gunung berapi/cukup mengandung pasir.Jenis tanah latosol dan vulkanis disukai tanaman kopi. Tanah yang drainasenya jelek, tanah liat berat, dan tanah pasir yang kapasitas mengikat airnya kurang serta kandungan N-nya rendah tidak cocok untuk pertumbuhan kopi.
Tanaman kopi menghendaki tanah yang agak masam, yaitu antara pH 4,5-4,6 untuk kopi Robusta dan 5-6,5 untuk Arabika. Tanah yang lebih asam dapat dinetralisir dengan kapur tohor/pupuk, misalnya serbuk tulang/Ca-(PO2) + Ca metaphosphat /Ca(PO2).
Tanaman kopi menghendaki kedalaman air tanah sekurang-kurangnya, 3 m dari permukaan tanah. Tanah harus mempunyai drainase dan kemampuan mengikat air yang baik.
Cengkeh menghendaki tanah yang berstruktur baik, yakni gembur, tidak
berpadas, berlapisan tanah liat dan tanah berpasir (tanah vulkanis muda),
tanah-tanah tersebut kurang cocok untuk tanaman cengkeh, karena terlalu mudah
kehilangan air.
Untuk pemeliharaaan tanah sebaiknya dilakukan pencangkulan agar tanah tidak mengeras, pencangkulan dilakukan dua kali dalam setahun. Dan perlakuan intensif pada tanaman cengkeh ini sebaiknya dilakukan sejak mulai dari persemaian hingga dewasa.
PERBEDAAN IKLAN DAN POSTER
IKLAN :
- Mementingkan susunan kata/kalimat
- Dipasang di media cetak/elektronik
POSTER :
- Mementingkan gambar
- Dipasang di tempat umum/ramai
Dalam setiap buku, novel dan lainnya terdapat resensi
yang berisi tentang keunggulan dan kelemahan suatu buku. Adapun resensi novel
“Seandainya Aku Boleh Memilih” yaitu :
- Judul : Seandainya Aku Boleh Memilih
- Pengarang : Mira W
- Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
- Tahun Terbit : 1999
- Tempat Terbit : Jakarta
- Tebal : 224 Halaman
- Panjang Buku : 18 cm
- Ilustrasi Buku : Merah tua, putih dan hijau; Warna dasar violet dan terdapat bunga warna putih; dan hijau tua dengan tulisan warna emas.
Awal karir Mira W sebagai penulis dimulai pada tahun
1975. selain menulis Mira W juga sebagai dokter dan staf pengajar di sebuah
perguruan tinggi di Jakarta. Buku-buku karya Mira W diantaranya Sepolos Cinta
Dini (Gramedia 1978), Cinta Tak Pernah Berhutang (1978) dan Permainan Bulan
Desember (1979, Gramedia 1999)
Novel ini diawali dengan pertemuan antara Bandi, Haris
dan Riri. Pertemuan itu menghasilkan cinta segitiga dimana Riri telah menikah
dengan Bandi yang keadaannya sangat lemah, tapi Riri juga berhubungan dengan
Haris, dimana Haris adalah kakak Bandi. Dari hasil hubungan Riri dengan Haris,
Riri mempunyai anak yang harus ditinggalkan sejak dia masih bayi.
Berawal dari hal tersebut, mulailah konflik antara
Riri, Haris, Bandi dan Ibunya yaitu tentang kebenaran siapa ibu Doni. Dan
akhirnya Bandi pun mengetahui kalau Riri telah berkhianat dengan kakaknya
sendiri. Masalah pun belum selesai dimana Tanti tidak mau menyerahkan Doni
kepada ibunya dan dia nekat bunuh diri.
Kemampuan pengarang memaparkan plot/ alut dengan
sangat baik merupakan salah satu kekuatan novel ini. Alur yang dibawakan dalam
novel ini adalah alur maju, jadi para pembaca tidak bingung untuk membayangkan
cerita dalam novel ini.
Penokohan antara protagonis dan antagonis sangat jelas
sehingga pembaca tidak perlu berpikir mengenai siapa yang jahat dan yang baik.
Tokoh Riri merupakan tokoh sentral yang mempunyai watak baik, berpikir kritis,
cerdas, rela berkorban. Kesempurnaan watak Riri terlihat dalam novel ini,
tetapi dalam kesempurnaan tersebut pengarang tetap menyisipkan sifat seorang
manusia biasa kepada sang tokoh antagonis dibawakan oleh ibu Bandi. Ibu Bandi
yang berwatak tidak mau mengalah / jahat dimana ibu Bandu tega memisahkan
cucunya dari ibu kandungnya sendiri.
Sudut pandang maha tahu yang
digunakan dalam novel ini juga mendukung keseluruhan cerita. Sang pengarang
yang bertindak sebagai seseorang yang mengamati Riri membuat kejadian dalam
novel ini ikut tertuang dalam penggunaan sudut pandang ini. Hal inilah yang
mendukung alur dan latar. Watak riri juga menjadi sangat jelas bahkan sifat
manusia yang dimilikinya tanpa diketahui tokoh lain dalam novel ini akan dapat
diketahui oleh pembaca akibat sudut pandang yang digunakan sang pengarang
Novel ini sarat dengan amanat,
bahkan dapat disebut sebagai sastra petuah. Adapun amanat yang terdapat di
dalam novel ini diantaranya kita harus berbakti kepadas orang tua, kita harus
bisa mengendalikan diri kita diantaranya kita atau hawa nafsu, kita pun harus
mengalah kepada orang yang lemah dan kita harus berbakti pada suami jika kita
sudah menikah. Amanat-amanat lain yang terselip pada berbagai bagian cerita
dapat dibaca pada novel ini. Amanat-amanat tersebut terungkap jelas ketika
Haris mengikuti semua yang diperintahkan ibunya dan ketika Haris dan Riri harus
berkorban demi anaknya.
Pembawaan dua konflik yang
sangat jelas berbeda menjadi salah satu kelemahan buku ini. Konflik pertama
dibawakan dalam kebohongan yang sudah lama oleh pengarang, kemudian dilanjutkan
dengan konflik kedua yang berlawanan dengan konflik yang pertama. Yakni konflik
kedua ini tidak ada kebohongan dan pembalasan dari kebohongan itu. Akan tetapi,
hal tersebut tidak mengurangi keunggulan novel ini dalam segi konflik yang
dimunculkan. Kedua konflik tersebut tetap menarik untuk diikuti dan diketahui
lanjutannya.
Jika Anda membaca novel ini,
mungkin Anda tidak bisa berhenti di tengahnya. Novel ini mampu membuat
pembacanya terus tertarik hingga akhir cerita. Latar dan alur cerita bagitu
jelas mampu membuat Anda merasa ikut dalam ceritanya. Konflik yang menarik dan
cerita ini penuh dengan amanat, juga dapat membuat pembaca lebih tertarik.
Karena itu cobalah membaca novel ini dan nikmatilah cerita yang dibawakannya.
Resensi Novel Surat Kecil Untuk Tuhan | Contoh resensi novel
Posted by joycoy
pada 22 September 2011
Resensi Novel Surat Kecil Untuk Tuhan | Contoh resensi novel
Resensi Novel
Judul Buku : Surat Kecil Untuk Tuhan
Pengarang : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra Publised, Jakarta
Tahun : 2008
Tebal Novel : 232 Halaman
Kategori : True Story (non fiksi)
Andaikan,….. semua dapat terulang kembali,
Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang itu?
Pernahkah anda mengira-ngira apa yang akan
terjadi
Jika semuanya dapat terulang kembali?
Dalam novelnya ini, Agnes Davonar menekankan
makna sebuah waktu dalam kehidupan di dunia ini.
Kisah nyata gadis berusia 13 tahun bertahan
hidup dari kanker ganas paling mematikan di dunia.
Tuhan …………..
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan …………
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama
terjadi padaku
Terjadi pada orang lain
Tuhan …………
Resensi Novel
Pengarang : Agnes Davonar
Penerbit
:
Inandra Publised, Jakarta
Tahun
: 2008
Tebal Novel : 232
Halaman
Kategori
: True Story (non fiksi)
Andaikan,….. semua dapat terulang kembali,
Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang itu?
Jika semuanya dapat terulang kembali?
Tuhan …………..
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan …………
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi
padaku
Terjadi pada orang lain
Tuhan ……………
Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
Tuhan …………….
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
Tuhan ………………
Biakanlah aku bisa dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya.
Cuplikan
diatas adalah sepenggal bait dari
tulisan Gita Sesa Wanda Cantika atau yang sering dipanggil keke.
Rabdosmiosarkoma atau kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Keke adalah
seorang gadis remaja berusia 13 tahun. Ketika divonis memiliki penyakit kanker
mematikan tersebut dalam waktu 5 hari.
Kanker jaringan lunak menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat seperti monster. Walau dalam keadaan sulit keke terus berjuang untuk tetap bersekolah seperti layaknya gadis normal lainnya.
Perjuangan panjang keke dalam melawan kanker ternyata membuahkan hasil Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter Indonesia dalam menyembuhkan kasus kanker pertama kali terjadi di Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter dunia bertanya-tanya.
Namun kanker itu kembali setelha pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar nafasnya di dunia semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan kesempatan untuk bernafas lebih lama dari lima hari bertahan 3 tahun lamanya, walaupun pada akhirnya ia harus menyerah. Dokterpun akhirnya menyerah terhadap kankernya. Dinafas terakhir itulah ia menuliskan sebuah Surat Kecil Untuk Tuhan.
Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada air mata di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun. Kalimat tersebut ternyata merupakan tema pokok novel ini.
Tokoh Keke merupakan teladan bagi kaum remaja semuanya, Keke adalah tokoh masih muda,tidak putus asa, selalu mensyukuri nikmat dan tidak mengeluh akan semua cobaan yang dihadapinya. Ia selalu berusaha ceria di depan orang-orang terdekatnya walaupun dengan semua cobaan yang dihadapinya.
Dapat dilihat pada bagian V tentang “Hari Indah Itu Telah Datang” pada paragraph ke-3, Aku mensyukuri semua karena ini adalah cobaan Tuhan untukku.
Kesalahan besar bagi seorang teman apabila lebih mementingkan egonya demi kepentingan pribadi, Padahal temannya tersakiti. Seharusnya seorang teman harus mempunyai rasa pengertian dan kebersamaan yang tinggi kepada temannya sendiri.
Agnes Davonar, sebagai pengarang yang berpengalaman mampu menghidupkan jalan cerita dengan urut mulai dari bagian I samapai XI, dan mampu menghidupkan suasana waktu terjadi ketegangan.
Dalam hal ini pengarang sering memasukan pesan-pesan yang disampaikan melalui dialog para tokoh, dialog seperti itu tidak sesuai setting.
Terlepas dari kekurangan yang ada, hadirnya Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” menambah peredaran novel di Indonesia. Novel ini teramat saying untuk kita lewatkan begitu saja, karena novel ini bisa menambah nilai moral remaja Indonesia.
Kanker jaringan lunak menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat seperti monster. Walau dalam keadaan sulit keke terus berjuang untuk tetap bersekolah seperti layaknya gadis normal lainnya.
Perjuangan panjang keke dalam melawan kanker ternyata membuahkan hasil Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter Indonesia dalam menyembuhkan kasus kanker pertama kali terjadi di Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter dunia bertanya-tanya.
Namun kanker itu kembali setelha pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar nafasnya di dunia semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan kesempatan untuk bernafas lebih lama dari lima hari bertahan 3 tahun lamanya, walaupun pada akhirnya ia harus menyerah. Dokterpun akhirnya menyerah terhadap kankernya. Dinafas terakhir itulah ia menuliskan sebuah Surat Kecil Untuk Tuhan.
Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada air mata di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun. Kalimat tersebut ternyata merupakan tema pokok novel ini.
Tokoh Keke merupakan teladan bagi kaum remaja semuanya, Keke adalah tokoh masih muda,tidak putus asa, selalu mensyukuri nikmat dan tidak mengeluh akan semua cobaan yang dihadapinya. Ia selalu berusaha ceria di depan orang-orang terdekatnya walaupun dengan semua cobaan yang dihadapinya.
Dapat dilihat pada bagian V tentang “Hari Indah Itu Telah Datang” pada paragraph ke-3, Aku mensyukuri semua karena ini adalah cobaan Tuhan untukku.
Kesalahan besar bagi seorang teman apabila lebih mementingkan egonya demi kepentingan pribadi, Padahal temannya tersakiti. Seharusnya seorang teman harus mempunyai rasa pengertian dan kebersamaan yang tinggi kepada temannya sendiri.
Agnes Davonar, sebagai pengarang yang berpengalaman mampu menghidupkan jalan cerita dengan urut mulai dari bagian I samapai XI, dan mampu menghidupkan suasana waktu terjadi ketegangan.
Dalam hal ini pengarang sering memasukan pesan-pesan yang disampaikan melalui dialog para tokoh, dialog seperti itu tidak sesuai setting.
Terlepas dari kekurangan yang ada, hadirnya Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” menambah peredaran novel di Indonesia. Novel ini teramat saying untuk kita lewatkan begitu saja, karena novel ini bisa menambah nilai moral remaja Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar